Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Anak Sudah Besar Tapi Masih Cengeng, Ini Penyebabnya
10 Januari 2019 16:45 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:50 WIB
ADVERTISEMENT
Tak jarang anak yang sudah masuk sekolah dasar, masih membawa kebiasaan cengeng. Kalau ia masih bayi, Anda masih bisa memaklumi karena menangis memang caranya dalam berkomunikasi. Tapi bagaimana jika anak sudah berumur 6-8 tahun tapi masih sering menangis atau merengek pada Anda?
ADVERTISEMENT
Sikap anak yang cengeng memang sering menguras kesabaran. Namun perilaku itu tak juga bisa Anda hadapi dengan emosi meledak-ledak. Anda harus selidiki dulu alasan kenapa si kecil masih cengeng, Moms.
Dibandingkan saat bayi dan balita, anak seharusnya lebih jarang menangis. Tapi bukan berarti ia tak boleh menangis sama sekali. Bedanya, anak usia PAUD atau sekolah dasar sudah lebih mudah untuk diajak ngobrol dan diskusi dalam meredam tangisnya.
Menangis sebenarnya juga tak selalu negatif, Moms. Bahkan sebenarnya ada manfaatnya. Menurut penelitian yang dipublikasi Journal of Research and Personality pada 2011, ada banyak kondisi saat menangis membantu anak dan orang dewasa merasa lebih baik. Setelah menangis, kita dapat melihat masalah dengan pemahaman baru.
ADVERTISEMENT
Mengutip laman Raising Children, anak cengeng karena berbagai alasan. Mungkin ia lapar, capek, cari perhatian, merasa tidak nyaman, atau bahkan sakit. Oleh karena itu jangan buru-buru memarahi anak jika ia cengeng akhir-akhir ini. Tapi Anda dapat mengamati apakah dia demam, terluka atau merasa nyeri pada bagian tubuhnya?
Jika si kecil menangis bukan karena lapar, capek, atau sakit, mungkin ia memang lebih sensitif dibandingkan anak-anak lainnya. Dilansir Parents, anak yang ekstra sensitif biasanya menangis tiap kecewa terhadap sesuatu. Sebab ia belum bisa mengekspresikan perasaannya dengan baik.
Ketika si kecil sedang cengeng sebaiknya Anda tidak mengatakan “jangan menangis!”atau "cengeng banget, masa gitu aja nangis?!" Bukannya membuat anak mengerti, justru kalimat itu akan membuatnya menangis lebih lama.
ADVERTISEMENT
Mengatasi anak yang cengeng sebenarnya juga merupakan momen untuk Anda merenung. Sebab, perlakuan orang tua jelas berpengaruh, seperti anak kurang perhatian atau sebaliknya terlalu permisif atau membolehkan segala keinginan anak, tanpa membiarkannya belajar mengatasi masalahnya sendiri. Dampaknya, rasa kepercayaan diri anak menjadi kurang dan ia mudah kecewa.
Saat anak tengah cengeng, beri waktu sampai ia tenang lalu tanyakan apa yang membuat kecewa. Simak baik-baik curahan hatinya lalu tawarkan solusi. Jika Anda berhasil membuatnya tenang dan nyaman, sikap cengeng anak akan perlahan hilang.