Anemia Bikin Prestasi Anak di Sekolah Menurun, Ini Cara Mencegahnya

28 Oktober 2018 13:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kampanye Generasi Bebas Anemia di SDN Cisitu Banten. (Foto: Dok. Merck)
zoom-in-whitePerbesar
Kampanye Generasi Bebas Anemia di SDN Cisitu Banten. (Foto: Dok. Merck)
ADVERTISEMENT
Bukan cuma ibu hamil, Moms, tapi bayi, balita, dan anak-anak dalam masa pertumbuhan adalah kelompok usia yang juga rawan terkena anemia.
ADVERTISEMENT
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, sebanyak 21,7 persen anak di bawah usia 1 tahun mengalami anemia. Sementara, menurut penelitian Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pada 1000 anak sekolah di 11 provinsi, 20-25 persen dari mereka terkena anemia.
Anemia adalah kondisi ketika tubuh tidak memiliki sel darah sehat yang cukup, karena kekurangan hemoglobin. Hemoglobin bertugas mengikat oksigen untuk diangkut ke seluruh tubuh. Jika kondisi anemia sampai terjadi pada usia dini, dampaknya bisa fatal dan berkelanjutan.
Murid SDN Cisitu Serang dalam kampanye Generasi Bebas Anemia. (Foto: Shika Arimasen Michi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Murid SDN Cisitu Serang dalam kampanye Generasi Bebas Anemia. (Foto: Shika Arimasen Michi/kumparan)
Itulah yang berusaha disampaikan dalam kampanye Generasi Bebas Anemia di SDN Cisitu Serang, pada beberapa waktu lalu. Menginjak tahun ketiga penyelenggaraan, perusahaan Merck berkolaborasi dengan komunitas 1000 Guru dalam kegiatan Teaching and Giving. Tujuannya, untuk mengedukasi pentingnya zat besi dalam mencegah anemia pada anak-anak.
ADVERTISEMENT
“Penyebab utama anemia pada anak adalah karena kekurangan zat besi. Hubungannya apa? Struktur bangunan dari hemoglobin adalah zat besi. Jadi hemoglobin tidak bisa terbentuk jika kurang zat besi. Kadar hemoglobin kurang, maka terjadilah anemia defisiensi zat besi,” kata drg Swasty Dwirayunita, Associate Medical Manager PT Merck.
Jika anemia pada anak tidak segera ditangani maka dapat berdampak dalam jangka waktu panjangnya, Moms, yaitu bisa mengganggu pertumbuhan anak. Mereka akan mudah lesu, lelah, lunglai, mudah mengantuk saat beraktivitas. Konsentrasi belajar pun terganggu sehingga prestasi menurun.
Warga Desa Cisitu mendapat buku saku Generasi Bebas Anemia. (Foto: Shika Arimasen Michi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Warga Desa Cisitu mendapat buku saku Generasi Bebas Anemia. (Foto: Shika Arimasen Michi/kumparan)
Lebih jauh lagi, anak yang terkena anemia juga cenderung lebih mudah marah, badannya lebih pendek daripada teman-teman sebaya, dan kemampuan kognitif serta inteligensinya menurun. Jika dibiarkan, dampaknya bisa berkelanjutan hingga ia dewasa. Anda tentu tidak mau kan, Moms?
ADVERTISEMENT
Selain karena kekurangan zat besi, anemia juga bisa disebabkan karena cacingan dan menstruasi. Pada kondisi-kondisi tersebut, anak membutuhkan suplemen penambah darah atau asupan yang kaya zat besi, seperti daging merah, hati, bayam, dan kacang-kacangan. Pastikan sumber zat besi sudah ada dalam menu harian anak ya, Moms.