Anemia Masih Jadi Masalah Ibu Sejak Hamil Hingga Melahirkan, Kenapa?

24 Oktober 2018 18:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anemia saat hamil bisa menyebabkan keguguran. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Anemia saat hamil bisa menyebabkan keguguran. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Sejak melahirkan anak pertamanya di dukun beranak sekitar 7 tahun lalu, Saonah (27) sering merasa mudah lelah. Rasanya ia selalu pegal-pegal sehingga enggan mengerjakan tugas rumah tangga. Ia belum pernah menyampaikan keluhannya itu pada dokter, karena puskesmas terdekat pun cukup jauh dari tempat tinggalnya.
ADVERTISEMENT
“Puskesmas Ciomas jauh dari rumah, setengah jam kalau naik motor. Jadi saya enggak pernah periksa,” cerita perempuan yang tinggal di Desa Cisitu, Serang, Banten, kepada kumparanMOM.
Saonah akhirnya mengikuti konsultasi kesehatan gratis yang diadakan perusahaan sains dan teknologi Merck yang berkolaborasi dengan komunitas 1000 Guru, dalam kegiatan Teaching and Giving Generasi Bebas Anemia di SDN Cisitu Serang, Banten, pada Selasa (23/10). Lalu, dokter memberinya vitamin penambah darah karena ada indikasi ia terkena anemia.
Konsultasi kesehatan gratis di SDN Cisitu Serang. (Foto: Dok. Merck)
zoom-in-whitePerbesar
Konsultasi kesehatan gratis di SDN Cisitu Serang. (Foto: Dok. Merck)
Anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan darah yang mengandung hemoglobin. Ibu hamil dikatakan kena anemia jika kadar hemoglobinnya kurang dari 11 gr%. Efeknya tubuh jadi mudah lelah dan letih.
Tampaknya, indikasi anemia yang Saonah alami terjadi karena ia kehilangan banyak darah saat melahirkan dulu.
ADVERTISEMENT
Dokter kandungan biasanya memberi suplemen penambah darah pada ibu hamil. Tujuannya, untuk mencegah perempuan terkena anemia pasca pendarahan saat melahiran seperti yang dialami Saonah.
Murid SDN Cisitu Serang dalam kampanye Generasi Bebas Anemia. (Foto: Shika Arimasen Michi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Murid SDN Cisitu Serang dalam kampanye Generasi Bebas Anemia. (Foto: Shika Arimasen Michi/kumparan)
“Anemia harus dicegah bahkan sebelum hamil, jadi harus dicek kadar hemoglobinnya pada masa pre-conception. Terkena anemia saat hamil rentan mengalami kematian janin,” papar drg Swasty Dwirayunita, Associate Medical Manager PT Merck.
Anemia memang sangat sering dialami ibu hamil. Menurut data yang dihimpun WHO pada 1993-2005, sebanyak 42 persen ibu hamil terkena anemia. Penyebab utamanya adalah karena kekurangan zat besi.
Adapun zat besi sangat dibutuhkan ibu hamil untuk membentuk hemoglobin, yang bertugas mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Nah, zat besi yang diperlukan memang lebih banyak dibandingkan sebelumnya. Sebab, ibu hamil memproduksi lebih banyak darah untuk menyediakan nutrisi bagi janin.
Kampanye Generasi Bebas Anemia di SDN Cisitu Banten. (Foto: Dok. Merck)
zoom-in-whitePerbesar
Kampanye Generasi Bebas Anemia di SDN Cisitu Banten. (Foto: Dok. Merck)
Dilansir Baby Center, kekurangan zat besi ringan memang tidak begitu memengaruhi janin. Namun jika anemia pada ibu hamil tidak segera ditangani, terutama pada trimester pertama dan kedua, bisa menyebabkan kelahiran bayi dengan berat badan di bawah normal, keguguran, hingga kematian bayi baru lahir.
ADVERTISEMENT