Apa yang Akan Terjadi Bila Ibu Hamil Alami Preeklampsia?

4 Mei 2019 12:04 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Preeklampsia pada ibu hamil. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Preeklampsia pada ibu hamil. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Preeklampsia merupakan salah satu masalah dan penyebab komplikasi pada kehamilan yang banyak dialami ibu hamil di seluruh dunia. WHO bahkan memperkirakan kasus preeklampsia tujuh kali lebih tinggi di negara berkembang daripada di negara maju.
ADVERTISEMENT
Dalam Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) Persatuan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) 2016 menyebutkan, preeklampsia merupakan masalah kedokteran yang serius dan memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi.
Pasalnya bukan hanya akan berdampak pada calon ibu saat hamil dan ketika ia melahirkan, tapi juga menimbulkan dampak pascapersalinan akibat disfungsi endotel di berbagai organ, seperti risiko penyakit kardiometabolik dan komplikasi lainnya.
Hipertensi sebagai salah satu ciri dari preeklampsia Foto: Shutter Stock
Dr. Ivan Sini, SpOG pada lamannya menambahkan, preeklampsia dapat sebabkan pembuluh darah menyempit sehingga bisa mengakibatkan stroke perdarahan.
Selain itu, preeklampsia juga bisa menyebabkan perubahan pada ginjal dan hati sang ibu, yang bila tidak segera ditangani akan berbahaya bagi kondisi ibu dan janin.
Preeklampsia maupun eklampsia -komplikasi parah dari preeklampsia- juga merupakan penyebab kedua terbanyak kematian ibu setelah perdarahan.
ADVERTISEMENT
Bagaimana dengan bayinya? Jawabnya, dampak jangka panjang juga dapat terjadi pada bayi yang dilahirkan oleh bu dengan preeklampsia, Moms.
Ilustrasi ibu hamil sakit kepala yang parah sebagai ciri dari preeklampsia. Foto: Shutter Stock
Antara lain berat badan lahir rendah (BBLR) akibat persalinan prematur atau mengalami pertumbuhan janin terhambat, serta turut menyumbangkan besarnya angka morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (kematian) perinatal.
Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan penyebab tersering kedua morbiditas dan mortalitas perinatal. Bayi dengan berat badan lahir rendah atau mengalami pertumbuhan janin terhambat juga memiliki risiko penyakit metabolik pada saat dewasa.
----------------------------------------------------------
Masih ada artikel-artikel seputar preeklampsia yang kumparanMOM siapkan untuk Anda. Agar betul-betul paham, yuk baca habis semuanya!
ADVERTISEMENT