Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Dalam memilih mainan, masih banyak orang tua yang membagi mainan anak berdasarkan gender. Ada mainan yang dianggap maskulin seperti robot-robotan, dan mobil-mobilan. Ada juga permainan yang dianggap feminin seperti boneka, rumah-rumahan, dan masak-masakan. Di antara keduanya, ada lagi mainan yang netral gender atau tidak feminin maupun tidak maskulin seperti buku mewarnai atau board games.
ADVERTISEMENT
Beberapa orang tua masih ada yang sangat sensitif kepada mainan yang spesifik gender. Ya, anak laki-laki hanya boleh bermain dengan mainan yang maskulin, begitu pun sebaliknya dengan anak perempuan.
Namun bila ada anak laki-laki yang lebih memilih main masak-masakan atau main boneka daripada main robot-robotan dan mobil-mobilan, perlukah Anda khawatir dan melarang?
“Sebenarnya kalau ngomong boleh sih boleh saja,” komentar psikolog anak Rosdiana Setyaningrum saat dihubungi oleh kumparanMOM pada Kamis (14/3).
Menurutnya, pada umumnya orang tua cenderung lebih menolak ketika anak laki-lakinya ingin bermain boneka daripada anak perempuan yang bermain robot-robotan.
“Kalau anak perempuan main robot-robotan orang tua biasa saja, penolakannya tidak besar dari orang tua.”
Padahal, tidak ada alasan untuk melarang anak laki-laki main dengan mainan yang dianggap feminin, Moms. Karena apapun mainannya, dari situ selalu ada banyak hal yang bisa dipelajari oleh anak-anak, misalnya belajar untuk berbagi, merawat benda, dan cara menyelesaikan masalah.
ADVERTISEMENT
Psikolog anak yang praktik di Discovery Zone Therapy Centre, Jakarta ini juga menambahkan kalau orang tua sebenarnya tidak perlu ragu-ragu untuk memperkenalkan mainan dari kedua gender serta mainan yang netral gender.
“Explore mainannya juga, kan misalnya walaupun perempuan tetap saja harus olah raga. Maunya main bola kan enggak apa-apa. Ada juga mainan yang non-gender kaya monopoli.”
Yang perlu diperhatikan sebenarnya bukanlah apakah mainan tersebut untuk gender tertentu, Moms, melainkan bagaimana anak memainkannya. Rosdiana mencontohkan, misalnya anak Anda bermain boneka tapi menunjukkan perilaku agresif, seperti memukul, merusak, atau menjambak rambut boneka tersebut.
Jadi, tidak perlu melarang putra Anda bila ia ingin main masak-masakan, Moms. Siapa tahu, ia memang memiliki bakat untuk menjadi chef terkenal.
ADVERTISEMENT