Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
Penampilan dan kebersihan merupakan hal krusial bagi kebanyakan orang. Salah satu cara untuk menjaganya yakni dengan melakukan waxing, atau pencabutan rambut halus pada tubuh secara paksa. Efek yang ditimbulkan bisa menimbulkan rasa sakit dan perih berlebihan.
ADVERTISEMENT
Tapi, namanya juga untuk menyokong penampilan. Anda tetap rela melakukan waxing. Namun bagaimana buat ibu hamil?
Kabar baik buat Anda. Secara medis, melakukan waxing saat hamil tidak dilarang karena tidak akan mengganggu kesehatan janin maupun calon ibu. Meski begitu, kondisi hamil membuat tubuh mengalami perubahan hormonal.
Anda jadi lebih merasa sensitif, mudah merasa sakit, dan rentan mengalami iritasi. Aliran darah juga meningkat, terlebih pada area kemaluan. Selain itu jumlah cairan dalam tubuh ibu hamil bertambah, sehingga membuat beberapa area tubuh mengalami pembengkakan. Karena kondisi sensitif, pasca waxing bisa membuat kulit timbul jerawat. Hal ini membuat waxing jadi lebih menyakitkan dibanding saat sebelum Anda hamil.
Selain metode pelepasan bulu, ada hal lain yang perlu Anda perhatikan, yakni produk yang digunakan. Produk rentan mengandung bahan kimia berbahaya.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman Mom Junction , waxing kerapkali membuat Anda rentan terhadap bakteri yang bisa masuk ke dalam kulit dan menyebabkan infeksi. Lilin waxing juga mungkin akan membuat Anda merasa gatal dari biasanya.
Kalau Anda ingin tetap melakukan waxing, pastikan kebersihan dari salon terjaga dan biasa menangani ibu hamil. Jangan dilanjutkan melakukan waxing bila Anda menemui beberapa kelainan pada kulit, di antaranya kemerahan, alergi, melasma.
Live Update