Cairan Pra Ejakulasi, Apakah Bisa Bikin Hamil?

13 Agustus 2018 21:03 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi berhubungan seks.  (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi berhubungan seks. (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Banyak orang yang bertanya-tanya, apakah cairan pra ejakulasi pria bisa membuat seorang wanita hamil. Termasuk juga yang sudah menikah bahkan memiliki anak. Saat ingin merencanakan atau mengontrol kehamilan misalnya. Bila Anda termasuk di dalamnya, baca baik-baik artikel ini, Moms.
ADVERTISEMENT
Pada saat Anda dan suami mulai bercumbu atau melakukan foreplay sebelum bercinta, perhatikanlah, penis suami mungkin mengeluarkan cairan yang disebut cairan pra ejakulasi atau precum. Berbeda dengan sperma yang dikeluarkan saat ejakulasi, cairan pra ejakulasi sama sekali tidak bisa dikontrol pria.
Precum sendiri sebenarnya berfungsi sebagai pelumas dan muncul tiap terjadi stimulasi seksual. Cairan ini juga menyiapkan uretra pria untuk ejakulasi. Semakin uretra dilumasi, semakin mudah sperma untuk keluar.
Nah, apakah cairan ini bisa menyebabkan kehamilan? Dilansir American Pregnancy, kebanyakan cairan pra ejakulasi mengandung sperma yang telah mati atau bahkan tidak mengandung sperma sama sekali. Namun dalam kasus langka, terdapat sperma hidup yang berhasil lolos pada cairan ini. Artinya, peluang itu tetap saja ada!
ADVERTISEMENT
Begitu juga yang dibuktikan dalam penelitian yang dipublikasi jurnal NCBI pada 2010 dan melibatkan 27 pria untuk pengecekan kandungan sperma pada cairan pra ejakulasi mereka. Hasilnya 11 dari 27 pria itu memiliki kandungan spermatozoa dalam cairan pra ejakulasi mereka, dan 37 persen kasusnya memiliki proporsi yang cukup untuk membuat perempuan hamil.
Ilustrasi bercinta. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bercinta. (Foto: Thinkstock)
Menurut International Planned Parenthood Federation (IPPF), precum bisa saja tidak mengandung sperma. Namun jika sebelumnya suami telah ejakulasi, sperma hidup yang tersisa di uretra bisa terbawa dalam cairan pre-ejakulasi. Meski hanya sedikit, sperma tersebut dapat menyebabkan kehamilan.
IPPF juga memperingatkan agar tidak mengandalkan metode ‘mencabut’ penis dari vagina pada detik-detik sebelum ejakulasi untuk mencegah kehamilan. Metode ini dianggap sangat tidak efektif sebagai cara mengontrol kehamilan karena sebanyak 22-27 dari 100 perempuan yang menggunakan metode itu tetap hamil tiap tahunnya. Salah satu penyebabnya? Apalagi kalau bukan cairan pra ejakulasi.
ADVERTISEMENT
Karena itu, metode 'mencabut' hanya disarankan bagi pasangan yang siap dengan konsekuensi kehamilan. Bila tidak siap? Mintalah suami memakai kondom sejak awal sebelum mulai dan selama proses hubungan seks hingga selesai. Jadi lebih tenang!