Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Cara Bijak Memberitahukan Kehamilan pada Anak
21 Januari 2019 10:12 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:48 WIB
ADVERTISEMENT
Begitu tahu positif hamil , Anda pasti sangat bahagia. Rasanya tak sabar untuk segera memberitahu seluruh anggota keluarga. Jika Anda sudah punya anak sebelumnya, artinya si kecil akan segera menjadi kakak.
ADVERTISEMENT
Dalam bayangan Anda, mengumumkan kehamilan pada anak sepertinya mudah. Anda berharap ia akan bersemangat punya adik.
Nyatanya, tak semua anak mudah menerimanya, Moms. Pengumuman kehamilan Anda bisa membuat dunianya jungkir balik. Ia mungkin saja takut merasa tak lagi jadi pusat perhatian dan kasih sayang Anda akan beralih pada adiknya.
Cara Anda mengumumkan kehamilan akan mempengaruhi sudut pandang si kecil. Jangan sampai ia merasa di nomor dua-kan. Nah Moms, berikut cara memberitahukan anak bahwa ia akan segera punya adik, berdasarkan usianya.
1. Usia Batita
Anak usia setahun ke atas sudah bisa diajak bicara dan mampu memahami instruksi sederhana. Artinya, Anda sudah bisa memberitahu ia akan punya adik.
Mengutip laman Today’s Parent, sebenarnya mengungkapkan kabar kehamilan pada batita lebih mudah daripada usia lainnya. Sebab ia belum paham harus berbagi perhatian dan kasih sayang Anda dengan si calon adik.
ADVERTISEMENT
Utarakan dalam kalimat yang sederhana dan jelas. Misalnya seperti “Di dalam tubuh ibu sedang ada bayi yang tumbuh. Lima bulan lagi, bayi itu akan lahir, sehingga kamu akan punya saudara,”.
Agar lebih mudah ia pahami, ada baiknya menunggu sampai usia kehamilan 12 minggu. Begitu melihat perut Anda membuncit, ia perlahan akan mengerti apa yang Anda maksud.
2. Usia Prasekolah
Memberitahu anak usia 3-5 tahun akan menjadi tantangan tersendiri. Mereka yang terbiasa menikmati perhatian Anda dan ayahnya untuk dirinya sendiri, sebentar lagi harus berbagi.
Anak pada usia ini juga punya rasa penasaran yang tinggi. Anda bisa memanfaatkannya. Ia mungkin akan bertanya, bagaimana cara bayi itu lahir? Dia nanti tidur dimana? Adikku nanti laki-laki atau perempuan?
ADVERTISEMENT
Jawablah dengan kalimat yang menenangkan, tak perlu terlalu detail. Jika ia marah, sedih, atau kecewa, jangan menghakimi perasaannya. Tegaskan bahwa rasa sayang Anda tidak akan berubah.
3. Usia Sekolah Dasar
Meski si kecil sudah masuk sekolah dasar, jangan terlalu berharap ia lebih mudah menerima kabar tentang calon adik. Mereka juga masih anak-anak, Moms.
Kuncinya adalah dengan tidak menghakimi perasaannya. Sebaiknya hindari mengatakan, “Kamu jangan sedih, punya adik kan seru,”. Anda bisa menggantinya dengan ucapan, “Ibu tahu kamu sedih, tapi ibu boleh tahu enggak apa yang kamu khawatirkan?”
Dengan begitu ia akan lebih terbuka mengungkapkan perasaannya. Libatkan ia dalam mempersiapkan persalinan sehingga ia lebih merasa memiliki. Misalnya dengan mengajaknya membeli baju bayi.
ADVERTISEMENT