news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Cara Mengasuh yang Membuat Anak Bahagia

16 November 2018 16:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kedekatan ibu dan anak laki-lakinya (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kedekatan ibu dan anak laki-lakinya (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Selain ingin anak selalu sehat, orang tua pasti juga ingin anaknya tumbuh bahagia. Tapi untuk membahagiakan anak, bukan memberi banyak mainan atau hadiah kuncinya, Moms. Melainkan, cara mengasuh atau pola asuh yang tepat.
ADVERTISEMENT
Nah, seperti apa pola asuh yang tepat yang bisa membuat anak bahagia? Dilansir Verywell, berikut beberapa caranya:
Dorong Anak untuk Bermain di Luar Rumah
Jangan meremehkan manfaat bermain di luar ruangan. Berlari di rumput, memanjat pohon, duduk di ayunan, bahkan bermain dengan tanah, justru baik untuk anak.
Sebuah studi mengatakan bahwa menikmati suasana alam, seperti bermain di atas rumput, mampu meningkatkan mood anak. Selain itu, bermain di luar ruangan juga dapat meningkatkan keterampilan sosial pada anak.
Studi 2017 yang diterbitkan dalam Journal of Science and Medicine in Sport menemukan bahwa anak-anak yang sering menghabiskan waktu bermain di luar, dapat meningkatkan rasa empati serta kemampuan mereka untuk bersosialisasi.
ADVERTISEMENT
Batasi Penggunaan Gadget
Meski bermain video game menyenangkan bagi anak, tapi bermain secara berlebihan justru dapat memberikan dampak buruk. Mulai dari masalah kesehatan sampai masalah sosialnya.
Anak bermain gawai. (Foto: Wikimedia Commons.)
zoom-in-whitePerbesar
Anak bermain gawai. (Foto: Wikimedia Commons.)
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Jurnal Emotion pada tahun 2018 menemukan bahwa remaja yang menghabiskan lebih sedikit waktu bermain gadget/video games, akan lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah untuk berolahraga dan bersosialisasi. Kegiatan-kegiatan seperti inilah yang secara tidak langsung buat anak jadi lebih bahagia.
Jangan Menaruh Ekspetasi Terlalu Tinggi
“Nak, pokoknya kamu harus juara satu terus ya. Jangan malu-maluin Ibu! ”
Moms, kalimat di atas merupakan salah satu contoh dari banyak kalimat yang bisa buat anak jadi tertekan dan stres ketika tidak bisa memenuhi ekspetasi dan harapan kalian.
Ilustrasi Ibu dan Anak Usia Prasekolah (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ibu dan Anak Usia Prasekolah (Foto: Shutterstock)
Bukannya tidak boleh menaruh harapan pada anak, tapi jangan sampai, harapan yang Anda inginkan membuat anak jadi tertekan dan merasa stres.
ADVERTISEMENT
Jika anak gagal dalam ujiannya, Anda bisa mengatakan kalimat yang menenangkan seperti, "Ibu bangga kamu sudah mau berusaha. Lain kali kalau kamu berusaha lebih keras hasilnya juga pasti akan lebih baik lagi."
Makan Malam Bersama
Makan malam bersama keluarga bisa meningkatkan suasana hati positif pada anak. Selain itu, studi mengungkapkan bahwa anak yang duduk bersama keluarga saat makan malam juga memiliki pandangan yang lebih positif tentang masa depan.
Makan malam bersama. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Makan malam bersama. (Foto: Thinkstock)
Ini dikarenakan ketika makan malam, akan ada banyak topik yang dibicarakan. Mulai dari kabar anak, kegiatan apa saja yang sudah dilakukan hari itu, sampai membicarakan topik lingkungan sekitar.
Ajarkan Anak Membantu Orang Lain
Bersikap baik pada orang lain dapat membuat anak jadi lebih bahagia. Ini merupakan sebuah kegiatan positif yang buat mereka jadi lebih bahagia dan sehat.
ADVERTISEMENT
Sebuah studi 2010 yang diterbitkan dalam The Journal of Social Psychology membagi peserta menjadi tiga kelompok. Satu kelompok diminta untuk melakukan tindakan kebaikan sehari-hari, kelompok lain diminta untuk melakukan sesuatu yang baru, dan kelompok ketiga tidak menerima instruksi.
Peneliti menemukan bahwa setelah 10 hari, kelompok yang melakukan tindakan kebaikan dan mereka yang melakukan hal-hal baru mengalami peningkatan besar dalam kebahagiaan. Ini karenakan, ketika kita membantu orang lain, akan ada hormon bahagia yang dilepaskan dari otak.