Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Cara Mengatasi Perilaku Agresif pada Balita
14 Agustus 2018 10:05 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Balita biasanya berperilaku agresif karena meniru orang yang ada di sekitarnya. Namun, bisa juga perilaku agresifnya didapat karena menonton tayangan di televisi. Sebuah penelitian membuktikan bahwa acara televisi mampu ditangkap oleh balita sejak ia berusia sekitar 19 bulan. Acara televisi itu pun memberinya ide untuk menggunakan cara yang sama dengan yang digunakan tokoh yang ia lihat di layar kaca, dalam mengekspresikan kemarahan.
ADVERTISEMENT
Bila balita Anda meniru adegan yang ditontonnya di layar kaca, katakan dengan tegas bahwa hal itu tidak boleh dilakukan. Jelaskan bahwa kemarahan yang diungkapkan melalui serangan merupakan perilaku yang tidak dapat diterima oleh semua orang. Ucapkan pesan ini secara berulang-ulang agar pesan itu dipahami betul oleh anak.
Beri perhatian yang besar kepada perilaku positif anak. Menggigit, memukul atau tindakan agresif bisa menjadi cara anak untuk mencari perhatian Anda. Hal ini dikarenakan Anda mungkin cenderung tidak menghiraukannya meski ia telah berperilaku baik. Oleb sebab itu berikan lebih banyak perhatian kepada hal-hal baik yang dilakukannya. Beri pujian, senyuman, pelukan dan belaian. Dengan hadiah semacam ini, biasanya anak menjadi lebih tenang dan tidak berusaha mencari-cari perhatian.
ADVERTISEMENT
Dukunglah balita Anda untuk menerjemahkan perasaannya menjadi kata-kata. Kemarahan, kekecewaan, rasa cemburu, kesedihan dan takut atau cemas merupakan terjemahan perasaan campur aduk yang kerap dirasakan balita. Bantu ia untuk belajar mengungkapkan perasaannya dan bantulah ia menghindari ekspresi emosi melalui tindakan agresif.
Pelajari dan kenali apa saja yang dapat memicu tindakan agresif balita. Kelelahan juga bisa menjadi penyebab perilaku si kecil sulit terkendali. Untuk itu, aturlah jadwal hariannya, seleksi kegiatan apa saja yang dapat membuat balita Anda terlalu lelah. Rencanakan pula waktu mainnya dengan cermat.
Minimalkan kemungkinan munculnya rasa frustasi pada balita , dengan mengajarkannya bersosialisasi, keterampilan berpakaian, keterampilan bermain, makan sendiri dan keterampilan sehari-hari lainnya. Keterampilan yang tidak dikuasainya bisa jadi pemicu munculnya frustasi yang nantinya dapat diwujudkan dalam berbagai tindakan agresif. Mengajarkan berbagai keterampilan yang dibutuhkan balita dalam kehidupan sehari-hari tak hanya bisa menekan perasaan frustasinya, tetapi juga akan menekan kecenderungannya untuk menyerang.
ADVERTISEMENT
Semoga berhasil, Moms!