news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Cara Mengobati Anak yang Masuk Angin

30 Maret 2018 10:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak rewel (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Anak rewel (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Ketika anak rewel, demam, pusing, perutnya kembung, mual, dan mengeluh tidak enak badan, biasanya orang tua langsung menduga si kecil 'masuk angin'. Padahal, meski akrab di telinga Anda, sebenarnya tidak ada istilah 'masuk angin' di dunia medis lho, Moms.
ADVERTISEMENT
Istilah ini banyak dipakai masyarakat awam karena penyebab masuk angin mungkin diakibatkan hal yang itu-itu saja. Di antaranya, kondisi tubuh anak menurun karena telat makan dan atau terlalu banyak makan makanan dan minuman dingin.
Selain itu juga bisa disebabkan akibat anak kehujanan, mabuk perjalanan, hingga terkena paparan udara luar terlalu lama.
"Di istilah kedokteran, 'masuk angin' yang dimaksud itu seperti gejala flu. Biasanya ditandai dengan suhu tubuh yang meningkat, nyeri di tulang, bersin-bersin ataupun gejala tidak nyaman di tenggorokan," ujar Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jaya, DR. dr Rini Sekartini, SpAK, yang dihubungi kumparanMOM (kumparan.com), Kamis (29/3).
Ditambahkan dr.Rini, "Selain itu gejala lain juga dapat menyerang saluran cerna, seperti muntah, mual atau kembung."
ADVERTISEMENT
Lalu apa yang dapat Anda lakukan untuk mengobatinya? Sebenarnya, tak perlu obat, Moms. Coba saja redakan gejalanya agar anak merasa lebih nyaman dengan beberapa cara ini:
a. Berikan air rebusan jahe
Teh jahe bisa meredakan mabuk (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Teh jahe bisa meredakan mabuk (Foto: Thinkstock)
Kandungan pada jahe dapat memberikan sensasi hangat pada tubuh, menenangkan usus, dan meredakan pusing, mual, muntah, dan batuk. Untuk mengakali rasanya yang tajam, jadikan jahe sebagai campuran pada teh hangat maupun sup.
b. Sediakan sup ayam
Sup Ayam (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Sup Ayam (Foto: Thinkstock)
Saat Anda kurang enak badan, biasanya lebih ingin makan makanan berkuah hangat. Berikan sup hangat tersebut pula untuk anak, Moms. Tapi tidak sembarang berkuah, pastikan juga nilai gizinya, seperti sup ayam. Selain mengandung protein yang berguna memulihkan tubuh, sensasi hangatnya membuat tubuh terasa nyaman.
ADVERTISEMENT
c. Oleskan minyak kayu putih
Ilustrasi minyak kayu putih. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi minyak kayu putih. (Foto: Thinkstock)
Oleskan minyak kayu putih pada bagian leher, perut, pergelangan kaki, dan lipatan kaki anak. Selain bisa mengeluarkan angin dari dalam tubuh, penggunaan minyak kayu putih juga bisa dijadikan pencegahan sebelum anak masuk angin. Terutama, bila cuaca sedang dingin.
Ilustrasi anak demam  (Foto:  Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak demam (Foto: Thinkstock)
Bagaimana dengan obat penurun panas? Apakah orang tua boleh memberikan obat penurun demam anak yang dijual di pasaran? Bila ya, bagaimana anjurannya?
"Obat penurun demam seperti parasetamol boleh diberikan untuk anak, terutama anak berusia di atas 1 tahun. Pastikan kandungan obat yang diberikan adalah parasetamol, dan jangan menggunakan kandungan yang lain. Patuhi ukuran yang mesti diberikan dengan teliti melihatnya di kemasan obat," kata DR Rini.
Bila obatnya berbentuk sirup, hindari memberikannya pada anak dengan sendok makan yang biasa Anda miliki di rumah. Gunakanlah sendok obat khusus yang biasanya disediakan dalam kemasan agar Anda dapat mengukur dengan pasti.
ADVERTISEMENT
Obat penurun demam dapat diberikan sehari 3 kali, setiap 8 jam. Selain itu, Anda juga bisa menggunakan kompres untuk menurunkan suhu tubuh anak. Kompreslah pada area ketiak dan lipat paha, jangan di kening anak.
Anda juga perlu memberi anak banyak cairan atau pastikan anak banyak minum. Boleh minum apa saja, tetapi jangan yang merangsang lambung anak seperti minuman bersoda.
Lantas kapan anak mesti dibawa ke dokter?
"Pada anak berusia di atas 1 tahun, pengobatan ini dapat diberikan maksimal selama 3 hari, dan bila belum sembuh juga segera ke dokter. Tetapi bila bayi kurang dari 6 bulan, maka harus segera periksa ke dokter," tutup DR Rini.