Cara Pilih Program Hamil yang Sesuai saat Tak Kunjung Punya Anak

1 Oktober 2019 17:18 WIB
clock
Diperbarui 13 Mei 2020 13:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi pasangan suami istri konsultasi program hamil ke dokter Foto: shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi pasangan suami istri konsultasi program hamil ke dokter Foto: shutterstock
ADVERTISEMENT
Bisa cepat hamil, jadi hal yang didambakan banyak pasangan. Sayangnya, hal ini tak selalu mudah dicapai dan bahkan bisa jadi perlu perjuangan.
ADVERTISEMENT
Bila mengalaminya, mungkin Anda pun memikirkan untuk mengikuti program hamil tertentu. Misalnya program inseminasi atau bayi tabung. Masalahnya, mana yang lebih baik? Memilihnya bisa jadi satu tantangan tersendiri.
Nah Moms, agar tidak bingung, dr Huthia Andriyana, SpOG membagikan cara memilihnya di acara Morula Fertility Talk, di Depok, pada (29/9).
Tidak hamil ditandai dengan testpack hasil negatif Foto: Shutterstock
Pertama, bila usia pernikahan Anda sudah lebih dari 1 tahun dan selama itu pula Anda rutin berhubungan seks tapi tak juga hamil, konsultasikan ke dokter. Perlu diketahui, tak kunjung hamil bisa terjadi baik itu dari faktor Anda maupun pasangan.
“Dilakukan tatalaksana penyebab dulu, seperti dicari tahu untuk kemudian dikoreksi. Kadang penanganan (masalah kesuburan) tidak selalu dibedah. Kemudian, pemilihan program kehamilan yang tepat tergantung dari masing-masing pasangan, karena masing-masing pasangan punya masalah yang berbeda,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Ia juga menyebut, pemilihan program yang tepat bisa meningkatkan peluang kehamilan. Selanjutnya, dr Huthia juga menyebut beberapa program yang dilakukan tersebut, di antaranya:
1. Alami
Ya, Anda masih berpeluang hamil lewat cara alami, dengan syarat setelah dicek harus ada masa subur, kualitas sperma mesti bagus, dan saluran telurnya lancar. Penentuan masa subur yaitu dengan pemantauan perkembangan folikel telur dan pemantauan dengan USG transvaginal. Peluang hamilnya sebesar 5-7%, Moms, dan bila sampai 3 bulan belum berhasil maka ‘naik kelas’ ke inseminasi.
Peluang hamil dengan cara alami masih ada, Moms! Foto: Shutterstock
2. Inseminasi
Yaitu suatu teknologi demi membantu kehamilan dengan menyemprotkan sperma yang sudah diseleksi, ke dalam rahim calon ibu. Cara ini membuat waktu sampai sperma lebih singkat, sebab untuk mengatasi masalah sperma yang kurang lincah. Melakukan inseminasi tak perlu rawat inap maupun bedrest total. Adapun peluang hamilnya 15-20%. Bila setelah dipantau dokter tak juga berhasil, maka naik kelas lagi jadi program bayi tabung.
ADVERTISEMENT
3. Bayi tabung
Bila pembuahan dan kehamilan pada inseminasi tetap terjadi di dalam tubuh, maka bedanya dengan bayi tabung yakni teknologi untuk mendapat kehamilan di luar tubuh untuk kemudian menanam embrio ke dalam tubuh calon ibu. Peluang untuk hamil lebih besar yaitu 40-60%.
Dokter akan menyarankan cara ini, bila setelah dicek misalnya didapati: faktor sperma pria yang bermasalah tidak bisa dikoreksi setelah diberi obat; ada gangguan kesuburan pada wanita yang juga tak bisa dikoreksi, serta faktor usia calon ibu.
“Dengan begitu, jangan merasa 'kok teman, lewat inseminasi saja langsung hamil, sementara saya tidak?' balik lagi, masalah tiap pasangan bisa berbeda. Sebagai contoh kasus, pada kasus endometriosis berat, maka kita tawarkan bayi tabung. Sementara kalau ibu mengalami PCOS, kita (dokter) akan minta atur berat badannya, rutin olah raga dan pemberian obat-obatan untuk kita coba program hamil yang alami dulu. Lalu kita pantau, ada pembesaran sel telurkah? Kalau tidak, maka harus naik kelas lagi tergantung respon masing-masing orang dengan obat penyubur,” tutupnya.
ADVERTISEMENT