Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Cegah Kelainan Tulang Kaki pada Anak dengan Tidak Melakukan 5 Hal Ini
13 Agustus 2018 12:06 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
![Ilustrasi kaki anak. (Foto: Shutterstock)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1534135832/nmxbl5tjibs0vpml5q7i.jpg)
ADVERTISEMENT
Ibu tentu khawatir saat anak mengalami kelainan tulang kaki pada masa pertumbuhan. Apalagi jika anak masih dalam masa golden age. Pertumbuhan tulang dan sendi yang seharusnya berlangsung pesat menjadi terganggu. Bahkan sebagian kelainan tulang kaki atau ortopedi pada anak bisa menjadi permanen hingga ia dewasa.
ADVERTISEMENT
Anda tentu ingin menghindari agar kelainan ortopedi non-kongenital seperti bentuk kaki O, kaki X atau flat feet tidak terjadi pada anak. Namun ada beberapa kebiasaan yang tidak ibu sadari bisa menyebabkan kelainan pada tulang dan sendi buah hati. Sebab, menurut dr Faisal Miraj, SP. OT spesialis ortopedi anak RS Pondok Indah Bintaro Jaya, kelainan tulang kaki pada pada anak juga bisa disebabkan lingkungan.
Nah Moms, agar tulang dan sendi anak tumbuh sempurna, coba hindari 5 kebiasaan ini:
1. Membiarkan Anak Duduk dengan Posisi Kaki W
![Posisi duduk W bisa menyebabkan kelainan ortopedi pada anak (Foto: shutterstock)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1533730370/vajyxys1av7ajdocqzui.jpg)
Apakah Anda sering mendapati anak duduk dengan posisi W? Sebaiknya jangan dibiarkan. Mintalah anak untuk meluruskan kakinya tiap ia mulai duduk dengan posisi demikian.
ADVERTISEMENT
Duduk dengan posisi W pada balita bisa menyebabkan urat kaki pada sisi dalam atau collateral tertarik dan memanjang. Tulang kering pun berputar ke dalam. Hal ini bisa menyebabkan kelainan tulang kaki menghadap ke dalam atau toeing in.
“Biasanya saat berjalan atau berlari, anak dengan kondisi kaki ini sering jatuh. Karena dua telapak kakinya saling bertabrakan,” papar Faisal saat ditemui kumparanMOM pada Selasa (7/8). Ia menambahkan kelainan ortopedi ini sembuh dengan sendirinya sebelum usia 8 tahun.
2. Membedong Bayi Terlalu Erat
![Bayi Nyaman Dalam Bedong (Foto: Pixabay)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1521789544/mtryvl0yt5hgashwigx8.jpg)
Banyak ibu yang punya suka membedong bayinya dengan kencang. Tujuannya bermacam-macam. Bisa karena ingin menghangatkan atau meluruskan kaki anak. Alasan kedua merupakan persepsi yang harus dihindari. Sebab, membedong bayi terlalu erat justru bisa menyebabkan dislokasi panggul yang berpotensi anak berjalan pincang di kemudian hari.
ADVERTISEMENT
Kenapa bisa begitu? Kaki bayi memang ‘bengkok’ secara normal hingga usia 2-3 tahun. Membedong bayi yang tulangnya masih rawan membuat sendi bergeser keluar dari tulang pelvis. Kondisi ini menyebabkan pertumbuhan di kedua kaki anak tidak simetris.
“Kalau melihat bayi punya lipatan tidak sama pada paha kanan dan kiri, bisa jadi itu dislokasi panggul. Treatment bisa berupa kaki dilebarkan atau kalau terlambat kaki terpaksa dipasang pan,” jelas Faisal.
3. Menstimulus Kaki Anak dengan Baby Walker
![Baby Walker (Foto: Thinkstock)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1519792682/pxqble14it3dvzwqej4y.jpg)
Melihat buah hati sudah bisa berjalan pasti ada rasa bahagia luar biasa. Agar bisa segera berjalan, sebagian ibu menstimulus kaki anak dengan menggunakan baby walker. Nyatanya, baby walker cukup berbahaya bagi tumbuh kembang tulang kaki anak, Moms.
ADVERTISEMENT
“Pemakaian baby walker makin mempercepat atau menambah abnormalitas kaki O. Sebab baby walker bisa mencederai lempeng pertumbuhan di sisi dalam kaki,” kata Faisal.
Ia menambahkan bentuk kaki O pada bayi seringnya disebabkan oleh laxity atau kelenturan. Urat di kaki yang belum cukup kuat menopang tulang dipaksa untuk berjalan lewat rangsangan baby walker. Normalnya anak berdiri pada usia 9-10 bulan. Pada usia satu tahun, ia mampu untuk berdiri stabil dan mulai berjalan. Namun Moms, berikan lebih banyak waktu untuk anak Anda menguatkan kakinya, ya.
4. Merapatkan Kaki Anak saat Menggendongnya
![Merapatkan kaki bayi bisa menyebabkan kelainan ortopedi
(Foto: shutterstock)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1533730364/l9ja5t7thxmtus9vscex.jpg)
Beberapa metode menggendong membuat ibu secara tidak sadar merapatkan kedua kaki bayi. Sama halnya dengan membedong, merapatkan kaki bayi saat menggendongnya sebaiknya dihindari. Biasanya ibu yang menggendong dengan selendang panjang cenderung melakukan ini.
ADVERTISEMENT
“Bayi normalnya mengangkang seperti posisi dalam janin. Jadi kalau menggendong jangan dirapatkan kakinya,” jelas Faisal.
5. Membiarkan Anak Tidur dengan Posisi Tengkurap
![Hubungan antara Tidur dengan Hormon Pertumbuhan dan Kecerdasan Bayi (Foto: Thinkstock)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1524643486/gtb2mgjiepunsk7gckzy.jpg)
Sikap tidur tengkurap nyatanya berbahaya bagi pertumbuhan tungkai bawah anak. Jika saat tidur tengkurap seringnya kaki menghadap ke luar, kebiasaan itu menyebabkan toeing out. Tulang paha atau tulang kering cenderung berputar ke luar.
Sementara, saat tidur tengkurap posisi kaki anak menghadap ke dalam, bisa mengakibatkan toeing in. Alhasil telapak kaki sering bertabrakan seperti yang disebabkan posisi duduk W.