Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Cerita Cinta Tanah Air: Pertunjukan Musikal Tentang Keberagaman
21 November 2018 14:02 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Pertunjukan musikal memang bisa jadi tontonan yang sangat menarik untuk anak dan seluruh anggota keluarga lainnya. Tentu saja, selama temanya sesuai untuk disaksikan oleh anak ya, Moms.
ADVERTISEMENT
Yang paling asyik sih, kalau pertunjukan itu memang dikemas untuk anak, dengan pesan-pesan yang baik untuk anak dan juga melibatkan anak-anak. Seperti pertunjukkan Dongeng Musikal "Cerita Cinta Tanah Air" yang digelar pada hari Selasa (20/11) di Ciputra Artpreneur Theater, Jakarta.
Pertunjukan yang berlangsung selama 1 jam ini disaksikan oleh 1100 anak dari berbagai kalangan, daerah, agama, dan pendidikan dengan suka cita. Dengan alur cerita yang menarik, para pemain yang ekspresif, pertunjukkan yang ciamik, dan pesan yang mendidik.
Yang tampil dalam pertunjukan ini juga tak sedikit lho, Moms. Ada Winson The Storyteller family, dengan Anabel La Winson sebagai Bella si pemeran utama. Kakek Uban atau Sony Kusbiono sebagai kakek bijak, Miss Wiwin atau Wiwin Windrati sebagai nenek sihir. Natasha Manuella, Miss Indonesia 2016 juga turut berperan dalam dongeng musikal itu sebagai Ibu Pertiwi.
ADVERTISEMENT
Nama-nama pemain utama lain yang turut meramaikan pertunjukkan ada Rafi dan Rara Sudirman, Sabina dan Sabian, dalang muda Gibran Nicholau, penari Jawa klasik Rohro Corleone, dan Graciella Sanjaya si violist. Anak-anak dari berbagai komunitas juga berpartisipasi seperti Rumah Baca FWE, Homeschooling, Gudang Dolanan, SOS Children Village Cibubur, dan Love School.
Cerita Cinta Tanah Air atau CCTI dimulai dengan aksi Gibran Nicholau si dalang muda yang menyampaikan latar belakang cerita sampai cerita dimulai. Ketika Gibran sedang berdalang, Rohro Corleone mengiringi dengan tarian Jawa klasiknya.
Seperti ciri khas dari dongeng itu sendiri, dongeng musikal CCTI mengajak anak-anak untuk berbuat baik, tidak sombong, menolong sesama, lebih mengenal dan mencintai Indonesia.
Nilai-nilai moral tersebut disampaikan lewat adegan-adegan yang membuat anak-anak tertarik dan lebih mudah diserap oleh anak-anak. Seperti ketika Kakek Bijak yang menyampaikan pesan bahwa kita harus saling tolong menolong dan tidak menjadi pendendam. Pesan itu disampaikan lewat satu adegan menarik antara Bela, Bian dan Bina.
ADVERTISEMENT
Dikisahkan Bela yang sedang kelaparan diberikan makan oleh Bian dan Bina si pengemis cilik yang sebelumnya tidak ditolong oleh Bela ketika mereka kelaparan. Bian dan Bina yang membagi Bela makanan merupakan salah satu contoh dari tindakan tolong menolong yang tanpa pamrih dan ikhlas karena sekalipun Bela telah menjahati Bian dan Bina, mereka tidak balik menjahati Bela.
Dongeng ini juga mengajarkan anak untuk tidak membuang-buang makanan dan lebih menghargai jasa petani. Lewat teguran si Kakek Bijak kepada Bela yang ingin membuang buah apel miliknya yang masih tersisa banyak.
"Apel ini diperoleh lewat proses yang panjang. Hargai jasa petani dengan tidak membuang-buang makanan begitu saja," kata Kakek Bijak.
Pertunjukkan sarat makna itu sengaja digelar pada momen peringatan hari anak universal, 20 November. Dengan turut mengundang 1100 anak, sebagai bukti rasa peduli dari para panitia kepada masa depan anak-anak Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tak hanya sekadar bercerita, CCTI juga turut mengenalkan keberagaman Indonesia dengan menampilkan permainan-permainan tradisional yang dibawakan oleh komunitas Gudang Dolanan.
Sebelum Gudang Dolanan beraksi, ada tarian daerah yang dibawakan oleh anak-anak SOS Children Village Cibubur. Ada pula penampilan menggemaskan dari anak-anak komunitas Rumah Baca FWE.
Wah, semoga saja ada lebih banyak lagi pertunjukan-pertunjukan seperti ini, ya!
Reporter: Nanda Saputri