Dampak Kabut Asap Karhutla pada Ibu Hamil

20 September 2019 12:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu hamil. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa daerah di Sumatera dan Kalimantan sudah sangat berbahaya bagi masyarakat, termasuk untuk ibu hamil. Ya, Moms, akibat kabut asap ini banyak risiko kesehatan yang bisa dialami oleh ibu dan bayi yang dikandungnya, seperti gangguan pernapasan dan paru-paru.
ADVERTISEMENT
Dr. dr. Ali Sungkar SpOG(K), dokter spesialis kandungan dan kebidanan, mengatakan, jika paru-paru ibu hamil terganggu kabut asap, hal itu bisa berakibat infeksi dan adanya penumpukan gas. Sehingga ibu rentan mengalami hipoksia. Hipoksia merupakan kondisi di mana jaringan tubuh tidak memiliki kadar oksigen di bawah batas normal.
"Jika ibunya saja mengalami hipoksia, apa yang dialami oleh bayi yang dikandungnya? Nah si bayi akan terdampak aliran darahnya tidak mengandung oksigen," ujar dr. Ali.
Pengendara kendaraan bermotor melintas di jalan Soekarno Hatta ketika kabut asap pekat dampak karhutla menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Selasa (17/9/2019). Foto: ANTARA FOTO/Rony Muharrman
Tak hanya itu, Moms, dilansir American Pregnancy, penelitian mengungkap ada beberapa konsekuensi serius yang akan dihadapi oleh ibu hamil yang terdampak polusi kabut asap ini. Seperti:
1. Berat Badan Lahir Rendah
Berat badan bayi yang normal pada 38-40 minggu adalah 2,7-4 kg. Jika berat badan bayi di bawah 2,5 kg, dianggap 'berat badan lahir rendah'. Salah satu penyebabnya adalah paparan polusi udara saat hamil.
ADVERTISEMENT
2. Kelahiran Prematur
Menurut sebuah studi oleh The Stockholm Environment Institute (SEI) di Universitas of York, hampir 3 juta bayi lahir prematur setiap tahunnya akibat polusi udara. Selain itu, anak-anak yang lahir tak cukup bulan memiliki risiko signifikan kelainan neurologis dan cacat fisik permanen.
Ilustrasi bayi lahir prematur. Foto: Thinkstock
3. Autisme
Sebuah penelitian dari Universitas Harvard mengungkapkan bahwa wanita yang terpapar polusi partikel tinggi seperti kabut asap selama kehamilan trimester ketiga memiliki kemungkinan dua kali lipat lebih besar melahirkan anak dengan autisme.
4. Asma
Polusi udara akan memperburuk asma, terutama ibu hamil yang mengalaminya karena bisa menyebabkan preeklampsia. Yakni kondisi yang menyebabkan tekanan darah tinggi dan penurunan fungsi hati dan ginjal. Jika tidak diobati, bayi Anda nantinya akan menderita kekurangan oksigen, sehingga menyebabkan pertumbuhan yang buruk, kelahiran prematur, dan berat badan lahir rendah.
Ilustrasi ibu hamil terpapar kabut asap Foto: Shutterstock
5. Mempengaruhi Kesuburan
ADVERTISEMENT
Berbagai penelitian membuktikan bahwa polusi udara berkontribusi pada rendahnya tingkat kesuburan pada pria dan wanita. Selain itu, polusi udara juga meningkatkan risiko keguguran pada ibu hamil.
Oleh sebab itu, dr. Ali menyarankan agar ibu hamil yang tinggal di daerah terdampak kabut asap sebisa mungkin segera pindah ke daerah yang memiliki Indeks Kualitas Udara yang baik. Supaya ibu dan bayi yang dikandungnya tidak mengalami gangguan kesehatan tersebut.
"Sebaiknya ibu hamil yang ada di daerah tersebut mengungsi dulu ke tempat yang kualitas udaranya baik," ujarnya.