Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Hal yang Perlu Diperhatikan saat Ajarkan Anak Toilet Training
8 Mei 2018 11:23 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
Bila anak sudah terlihat mampu menahan buang air kecil, maka itu menjadi tanda bahwa ia sudah bisa diajari toilet training, Moms. Sayangnya, toilet training bukanlah pekerjaan yang mudah. Anda perlu bersabar dan terus semangat mengajarkannya. Bila tidak, anak mungkin akan malas dan trauma untuk berlatih.
ADVERTISEMENT
Agar misi toilet training ini berhasil, ada beberapa hal yang perlu dan tidak perlu dilakukan, seperti yang kumparanMOM (kumparan.com) berikut ini:
Hal yang Perlu dilakukan
- Perhatikan tanda anak bila sudah siap memulai toilet training
- Catat waktu reguler anak buang air kecil atau buang air besar, sehingga bisa memprediksi kapan waktu yang tepat untuk ajarkan anak toilet training
- Berikan pemahaman yang menyenangkan tentang toilet training kepada anak, misalnya dalam bentuk cerita bergambar atau dengan boneka tangan
- Apabila anak gagal mengomunikasikan keinginannya untuk ke toilet, katakan sesuatu padanya dengan tenang dan lembut seperti, "Kalau mau pipis, ke toilet, ya sayang"
- Berikan apresiasi pada anak dalam bentuk pujian atau pelukan di setiap kemajuannya, sekecil apa pun kemajuannya tersebut ya, Moms
ADVERTISEMENT
Hal yang Tidak Perlu dilakukan
- Jangan menetapkan ekspektasi terlalu tinggi terhadap keberhasilan anak. Toilet training dapat memakan waktu yang lama, mungkin beberapa minggu hingga beberapa bulan, tergantung dari kesiapan dan kemampuan anak. Jadi harus tetap bersabar, Moms
- Jangan menghukum anak saat dia belum berhasil. Hukuman akan membuat dia trauma dan bisa jadi menghindari toilet training
- Hindari menekan atau menunjukkan kekecewaan ketika anak gagal. Toilet training merupakan tahapan yang cukup menekan bagi anak karena anak mulai belajar mengenali dan mengontrol tubuhnya secara mandiri. Tekanan dan ekspresi kecewa Anda, bisa menambah tekanan yang sudah dimiliki anak
- Ingat ya Moms, jangan memulai toilet training pada periode yang penuh tekanan, seperti saat pindah rumah, adanya pertikaian keluarga, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT