Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Ini Dia Fakta Tentang Susu Formula Aneka Rasa
17 Oktober 2018 11:33 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Bila ada kondisi pada ibu atau anak yang membuat pemberian ASI menjadi tidak mungkin, anak boleh diberi susu formula. Namun Anda juga harus memilih susu formula dengan cermat dan bijak, Moms.
ADVERTISEMENT
Agar tidak salah, cobalah berrdiskusi dengan dokter untuk memiih susu formula yang cocok untuk memenuhi asupan nutrisi buah hati tercinta. Misalnya soal jenis susu formula sapi atau soya.
Diskusi dengan dokter untuk menentukan susu formula yang cocok jauh lebih penting daripada sekadar memilih merek atau varian rasa susu formula yang sekiranya disukai si kecil. Supaya lebih jelas, kepada kumparanMOM, dr. Galih Linggar Astu, dokter spesialis anak dari Brawijaya Hospital, Depok, menjelaskan fakta susu formula aneka rasa.
Perasa dan pewarna buatan
Anda perlu tahu, Moms, perasa dan pewarna pada susu tidaklah alami, melainkan buatan. Jadi misalnya susu rasa stroberi, itu tidak benar-benar murni dari stroberi.
Melainkan menggunakan bahan-bahan kimia tertentu, yang membuat rasanya mirip dengan stroberi, cokelat, dan lain sebagainya. Orang-orang yang berkecimpung di bidang teknologi pertanianlah yang lebih paham akan hal itu.
ADVERTISEMENT
Hal ini membuat kandungan gizi susu formula jadi tak sama lagi dengan susu segar. Sebab, susu segar yang asli berwarna putih dan rasanya plain.
Bisa memengaruhi ambang rasa anak
Susu formula yang tersedia mulai dari rasa yang gurih, manis dan manis sekali. Soal rasa mungkin memang tidak memberi pengaruh besar dengan nutrisi susu yang dikandung, namun risiko lainnya justru juga mengintai bila anak terbiasa konsumsi asupan yang manis-manis.
"Akan memengaruhi ambang rasa anak. Ke depannya, anak berisiko menolak makanan atau minuman yang tidak bercita rasa manis, seperti yang ia suka," kata dr. Galih.
Pasalnya, jika si kecil terlalu sering mengonsumsi asupan yang manis, risiko kegemukan atau obesitas dan diabetes melitus pun mengintai anak.
ADVERTISEMENT