news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jangan Bangga Dulu Bila Bayi Anda Bisa Berjalan Tanpa Pernah Merangkak

24 September 2018 15:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi belajar berjalan sebelum merangkak (Foto: Shutter stock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi belajar berjalan sebelum merangkak (Foto: Shutter stock)
ADVERTISEMENT
Fase bayi merangkak yang biasanya dimulai saat si kecil berusia antara 7 dan 10 bulan adalah tonggak penting dalam perkembangan anak. Merangkak dengan tangan dan dan lutut memiliki banyak manfaat baik untuk otak anak maupun keterampilan motoriknya di masa depan. Merangkak juga merupakan tahap persiapan untuk berjalan atau bagian dari keterampilan pra-berjalan.
ADVERTISEMENT
Ini tidak berarti bayi yang merangkak akan lebih dulu bisa berjalan. Sebab, ada juga bayi yang justru tidak pernah melalui fase merangkak dan langsung bisa berjalan. Meski begitu, jangan bangga atau senang dulu bila si kecil mengalaminya.
Ya Moms, cepat atau tidaknya bayi bisa berjalan seharusnya tidak Anda jadikan ukuran atau perhatian utama. Lebih baik, fokuslah pada mengapa bayi perlu melalui fase merangkak sebelum ia bisa berjalan.
“Merangkak adalah fondasi penting untuk perkembangan otak, juga untuk melatih koordinasi gerak agar lebih terampil, luwes dan stabili!" jelas Annelia Sari Sani dari Petak Pintar Center for Learning Problems dan Klinik Psikologi RSAB Harapan Kita, saat dihubungi kumparanMOM pada Senin (24/9).
ADVERTISEMENT
Sebelum bayi bisa merangkak, ia biasanya akan berguling-guling. Lalu mulai mengangkat badan dengan bertumpu pada lutut dan lengannya. Gerakan merangkak ini akan turut membantu keseimbangan dan kekuatan bahunya atau jadi bagian dari keterampilan pra-berjalan bayi.
Bayi merangkak di karpet (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Bayi merangkak di karpet (Foto: Shutterstock)
Tidak hanya itu, Annelia menjelaskan, melalui merangkak bayi mempersiapkan otot dan sarafnya menuju gerakan lain yang lebih matang seperti berjalan serta berlari. Saat bayi merangkak ia mengembangan kontrol postural dan kekuatan otot antigravitasi tubuhnya, baik otot-otot di sekitar pinggul, pangkal paha maupun perut. Semua ini adalah kunci kesiapan untuk berdiri tegak secara mandiri.
Sementara bayi yang tidak pernah merangkak cenderung lebih sulit menyeimbangkan bahunya. Alhasil, saat ia mencoba berdiri sendiri, ia akan mudah jatuh. “Jika bayi mudah jatuh saat mencoba berdiri, (bayi) cenderung akan takut mencoba lagi. Ini akan menghambat prosesnya belajar berjalan,” tambah Annelia.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa yang sebenarnya terjadi pada bayi yang lebih cepat berjalan atau mampu berjalan tanpa pernah melalui fase merangkak? Perubahan cepat ini berarti seorang anak tidak hanya cenderung akan sering tersandung atau jatuh tapi juga kehilangan kesempatan untuk mengembangkan banyak hal lain yang dapat diperolehnya dengan merangkak.
Misalnya perencanaan motorik, persepsi visual hingga koordinasi mata-tangan yang semuanya sangat penting untuk perkembangannya secara keseluruhan. Sayang, kan?
Bayi merangkak di rumput.  (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Bayi merangkak di rumput. (Foto: Shutterstock)
Jadi, tidak usah menggesa bayi Anda untuk berjalan sebelum mereka benar-benar siap ya, Moms. Biarkan bayi merangkak dan melewati tahapan pra-berjalan yang dapat membawa banyak manfaat untuknya hingga kelak dewasa.
Bila si kecil belum bisa berjalan pada usia 15 hingga 18 bulan, barulah Anda pantas merasa khawatir dan perlu memeriksakan bayi ke dokter.
ADVERTISEMENT