Jangan Makan Kedelai Kalau Mau Hamil, Apa Sebabnya?

17 Desember 2018 10:52 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kedelai. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kedelai. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Bila mau cepat hamil, sebaiknya kurangi mengonsumsi kedelai, Moms! Karena ternyata, kedelai tidak dianjurkan bagi perempuan yang menginginkan kehamilan. Apa sebabnya?
ADVERTISEMENT
Dijelaskan dalam buku Keseproholic 2: Mitos Seputar Masalah Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi, salah satu kandungan dalam kedelai menyerupai estrogen. Estrogen 'palsu' ini dapat memanjangkan lamanya menstruasi perempuan.
Hal ini kabarnya sudah diteliti secara ilmiah. Para peneliti menemukan bahwa bila seorang wanita mengonsumsi 60 mg kedelai setiap hari maka masa mentsruasinya dapat bertambah hingga 2.5 hari! Tidak hanya itu, kedelai juga diketahui menurunkan kandungan hormon yang penting bagi ovulasi, yaitu hormon lutenezing (LH) dan follicle-stimulating (FSH).
Ilustrasi sperma (Foto: THINKSTOCK )
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sperma (Foto: THINKSTOCK )
Lantas bagaimana dengan konsumi kedelai pada laki-laki? Akankah memengaruhi kesuburan juga?
Jawabannya, ya! Hasil dari sebuah penelitian yang dilakukan di Harvard School of Public Health, Boston, AS mencatat ada penurunan sekitar 41 juta sperma permililiter semen bila seorang laki-laki mengonsumsi satu porsi kedelai setiap dua hari.
ADVERTISEMENT
Penurunan jumlah sperma ini memang tidak semerta-merta membuat seorang laki-laki yang subur menjadi mandul, namun tentunya memberi dampak signifikan kepada mereka yang sebelumnya memang memiliki konsentrasi sperma rendah. Tidak mau kan, hal ini terjadi pada pasangan Anda dan mengurangi potensi Anda berdua untuk dapat cepat hamil?
Ilustrasi buncis. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi buncis. (Foto: Thinkstock)
Jadi, bila Anda dan pasangan sedang melakukan promil alias program hamil atau ingin bisa cepat hamil, hindari dulu konsumsi kedelai berlebihan ya! Sebagai gantinya, Anda dapat mengonsumsi makanan-makanan bergizi lain atau sumber protein nabati pengganti seperti buncis, bayam atau biji chia.