news-card-video
4 Ramadhan 1446 HSelasa, 04 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Jurus Anti Galau dan Manajemen Emosi saat Hamil

19 April 2018 15:20 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ibu Hamil (ilustrasi). (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu Hamil (ilustrasi). (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Saat hamil, wanita sering merasa kesulitan mengelola perasaannya. Padahal ibu hamil tetap harus bekerja atau melakukan banyak aktivitas lainnya. Tidak heran kalau akhirnya terjadi perubahan hubungan dengan orang-orang di sekitar selama masa kehamilan. Perubahan ini lantas bisa saja menyeba
ADVERTISEMENT
Itu sebabnya, yang paling pertama perlu Anda lakukan adalah menerima kehamilan Anda dengan semua kemungkinan yang bakal terjadi. Ini akan membuat Anda lebih mudah mengelola perasaan atau belajar manajemen emosi. Setelah itu, ikuti 8 jurus anti galau untuk manajemen emosi berikut ini:
1. Andalkan dan percaya pada diri sendiri.
Selain bidan atau dokter kandungan yang rutin memeriksa kehamilan, Andalah yang paling bisa menentukan kebutuhan Anda sendiri: bagaimana seharusnya Anda bekerja, seberapa banyak Anda butuh beristirahat, apa yang seharusnya Anda makan dan semua aspek perilaku Anda selama hamil.
Ingat selalu hal ini agar Anda dapat mengubah pola pikir. Bukan suami, orang tua, atasan di tempat kerja atau teman-teman yang menentukan bagaimana Anda merasakan kehamilan dan bagaimana Anda mengatasi masalah. Tapi Anda sendiri.
Ibu hamil dan suami. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu hamil dan suami. (Foto: Thinkstock)
2. Jangan diam atau sembunyikan perasaan.
ADVERTISEMENT
Orang-orang terdekat Anda, tak pernah tahu apa yang Anda alami dan tidak dapat mengantisipasi apa yang Anda pikirkan atau inginkan. Karena itu, jalinlah komunikasi terbuka dengan mereka, khususnya dengan suami.
Beritahu perasaan Anda dan jelaskan apa yang dapat mereka bantu. Bersamaan dengan itu, Anda juga perlu peka terhadap kecemasan maupun harapan-harapan suami khususnya bila ini adalah kehamilan pertama Anda. Calon Ayah punya perasaan (bahkan kecemasan!) yang perlu diperhatikan juga lho, Moms.
Ilustasi keyboard laptop   (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustasi keyboard laptop (Foto: Thinkstock)
3. Belajar sebanyak mungkin tentang kehamilan.
Baca dan berdiskusilah dengan bidan atau dokter kandungan Anda tentang kondisi biologis kehamilan dan dampaknya terhadap emosi. Dengan cara ini, jika Anda mengalami perubahan emosi Anda tak kaget lagi. Saudara atau sahabat yang sudah pernah hamil juga bisa jadi teman diskusi Anda.
ADVERTISEMENT
Anda juga dapat membaca tulisan-tulisan tentang kehamilan di laman terpercaya. Di kumparanMOM (kumparan.com) misalnya, masukkan saja kata kunci 'hamil', 'ibu hamil', 'kesehatan ibu' atau 'kesehatan janin' untuk menemukan berbagai referensi yang Anda butuhkan.
4. Bijak menerima saran.
Jangan berpikir buruk dulu terhadap orang lain yang memberi saran. Terutama bila saran itu datang dari bidan, dokter kandungan, teman atau keluarga yang Anda percaya.
Memang bisa saja orang-orang selain mereka pun, ikut-ikutan bahkan berlomba memberi saran juga dan tidak semuanya dapat Anda percaya. Tapi itu kan, hanya saran saja. Tidak ada kewajiban untuk Anda mengikutinya bila memang merasa tidak sreg untuk melakukannya.
Ilustrasi ibu hamil tidur nyenyak. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil tidur nyenyak. (Foto: Thinkstock)
5. Beri kesempatan diri sendiri untuk beristirahat.
Pastikan Anda beristirahat dengan cukup dan beristirahatlah setiap kali Anda merasa membutuhkannya. Tidak perlu merasa bersalah, Moms. Anda juga perlu menyediakan waktu khusus untuk bersantai. Entah itu membaca buku, mendengarkan musik, pergi ke salon atau menikmati pijat khusus ibu hamil hingga berwisata bila memungkinkan.
ADVERTISEMENT
6. Lakukan relaksasi.
Relaksasi penting dilakukan untuk mengurangi stres atau menghilangkan kecemasan. Anda dapat latihan bila belum pernah melakukannya. Latihan bernapas perlahan dengan tenang atau meditasi misalnya. Dengan relaksasi yang tepat, detak jantung, tekanan darah dan peningkatan hormon pemicu emosi negatif dapat menurun.
Ilustrasi tulisan tangan bersambung (Foto: Flickr/BookMama)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tulisan tangan bersambung (Foto: Flickr/BookMama)
7. Tulis diari.
Coba bicara dengan diri sendiri dan tuangkan dalam tulisan. Tampak sepele? Tidak juga. Ini merupakan proses mengidentifikasi pikiran dan perasaan agar Anda memahami diri sendiri lebih baik sehingga dapat memperbaiki gangguan pikiran dan perasaan.
Setelah itu, cek perasaan Anda. Jika Anda dapat mengidentifikasi pikiran negatif yang muncul berulang dan menuliskannya untuk menyakinkan diri, Anda akan dapat memnentukan pikiran dan emosi yang positif serta lebih masuk akal di kemudian hari.
ADVERTISEMENT
8. Minta bantuan ahli.
Bila sudah mencoba berbagai cara namun masih merasa sulit mengelola emosi, tak perlu malu minta bantuan ahli. Anda bisa membuat janji temu dengan psikolog untuk segera menemukan solusi.