Kata Dokter: Ini Faktor Keberhasilan Bayi Tabung yang Perlu Ibu Tahu

27 Agustus 2018 15:07 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi program bayi tabung (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi program bayi tabung (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Program bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF), kata dokter, menjadi salah satu solusi bagi pasangan yang mengalami kesulitan memiliki keturunan. Dalam penjelasan yang sederhana, bayi tabung dilakukan dengan cara menggabungkan sel telur dan sperma di luar tubuh. Kemudian, sel telur yang sudah dibuahi dan sudah dalam fase siap akan dipindahkan ke dalam rahim wanita.
ADVERTISEMENT
Program IVF merupakan perjalanan yang panjang Moms. Prosedur umumnya berkisar antara 2 hingga 4 minggu dalam satu kali siklus, bergantung dari kondisi calon ibu. Selama rentang waktu itu, calon ibu akan diminta melewati berbagai prosedur. Di antaranya:
1. Mengonsumsi obat-obatan
2. Suntik hormon untuk memproduksi sel telur
3. Tes darah atau USG untuk menentukan kesiapan pengambilan sel telur
4. Pengambilan sel telur
5. Mempertemukan sel telur dengan sperma pasangan
6. Menyimpan embrio hasil pembuahan sel telur dan sprema yang telah dipertemukan untuk memastikan perkembangannya maksimal
Ilustrasi bayi tabung. (Foto: Shutter stock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi tabung. (Foto: Shutter stock)
Nah, setelah embrio yang disimpan dianggap cukup matang, maka dokter akan memasukkan semacam tabung penyalur yang disebut kateter ke dalam vagina hingga sampai ke dalam rahim. Kemudian dua minggu setelah embrio dimasukkan, calon ibu akan diminta untuk melakukan tes kehamilan. Hasilnya, ada yang berhasil ada pula yang tidak. Mengapa bisa demikian? Apa kata dokter?
ADVERTISEMENT
Menurut dr. Arie Adrianus Polim,D.MAS, SpOG(K) dalam acara media brief dengan MorulaIVF Indonesia yang diselenggarakan di Restoran Madame Delima, pada hari Jumat (24/8), faktor keberhasilan bayi tabung bergantung pada usia dan gaya hidup calon ibu.
"Bukan hanya pola hidup dan gaya hidup, tapi usia juga sangat mempengaruhi," kata dr. Arie.
Ilustrasi bayi tabung. (Foto: Shutter stock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi tabung. (Foto: Shutter stock)
Adapun usia optimal dari wanita untuk keberhasilan proses bayi tabung yaitu sekitar 23-35 tahun. Lebih dari usia tersebut, kata dokter Arie, tingkat keberhasilan menjalani program lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang berusia lebih muda.
Selain usia dan gaya hidup, embrio, anatamoni rahim, kondisi hormonal, dan kondisi sperma calon ayah juga mempengaruhi keberhasilan program bayi tabung yang dijalani oleh setiap pasangan.
ADVERTISEMENT
"Kemudian masalah anatomi rahimnya, misalnya ada suatu kondisi yang patologis misalnya salurannya ada pembengkakan, ada kista, itu juga bisa mempengaruhi kebeharsilan. Kondisi hormonal, contohnya orang yang mengalami polycystic ovary syndrome atau PCOS juga akan mempengaruhi kualitas embrio. Tapi faktor pria juga perlu diperhatikan, bukan hanya sel telur, sel sperma juga yang menjadi faktor yang utama", tutup dokter Arie.