Kenapa Bayi di Dalam Perut Ibu Hamil Menendang?

16 September 2018 9:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi menendang perut ibu hamil (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi menendang perut ibu hamil (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Pada trimester dua, atau tepatnya saat usia kehamilan mencapai 16 sampai 25 minggu, ibu hamil akan merasakan tendangan bayi di dalam perutnya. Bagi ibu yang baru pertama mengandung, pengalaman ini tentunya terasa sangat istimewa.
ADVERTISEMENT
Tapi tahukah Anda, Moms, tendangan bayi di dalam perut ibu hamil bukan terjadi tanpa alasan. Berikut kami rangkum beberapa fakta tentang tendangan bayi di dalam kandungan untuk Anda:
1. Tanda perkembangan dan kesehatan bayi
Tendangan menunjukkan bahwa bayi Anda berkembang dengan baik di dalam rahim. Sepanjang hari, bayi berbalik badan, menungging, berbalik atau menendang. Ini semua menunjukkan kalau ia aktif di dalam sana. Bayi yang aktif, berarti sehat.
Tendangan pertama bayi di dalam rahim biasanya juga digunakan oleh dokter untuk memantau tahapan umur dan pertumbuhannya.
Ilustrasi suara musik keras di suatu konser (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi suara musik keras di suatu konser (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
2. Bayi menendang untuk merespons rangsangan dari luar
Penyebab lain bayi menendang bisa karena bayi merespons perubahan di lingkungan sekitarnya. Ketika ada suara musik terlalu keras misalnya, bayi bisa dengan reflek menendangkan kakinya ke dinding rahim Anda.
ADVERTISEMENT
Saat memasuki minggu ke-20, janin mulai mendengar nada suara rendah dan secara bertahap mulai mendengar nada yang tinggi. Tidak hanya suara, makanan yang Anda konsumsi juga bisa buat bayi menendang dinding rahim Anda. Jika ia tidak menyukai makanan yang Anda konsumsi, kemungkinan besar dirinya akan menendang perut Anda. Pintar, ya!
3. Bila ada yang tidak beres, tendangan berkurang
Biasanya, bayi akan menendang perut ibu sebanyak sepuluh kali dalam dua jam. Tapi jika ada sesuatu yang tidak beres di 'dalam' sana, tendangannya akan berkurang. Misalnya saja ada kondisi-kondisi kesehatan yang dialami bayi atau pasokan pasokan nutrisi untuknya yang tidak memadai.
Masalah stres atau kurang gizi pada ibu juga dapat membuat memengaruhi gerakan bayi. Karena itu, bila Anda menyadari tendangan bayi berkurang, segeralah periksakan diri ke bidan atau dokter, Moms.
Ilustrasi ibu hamil tidur nyenyak. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil tidur nyenyak. (Foto: Thinkstock)
4. Posisi tidur ibu ikut berpengaruh
ADVERTISEMENT
Ibu hamil bisa merasakan lebih banyak tendangan jika tidur dengan posisi miring. Hal ini dikarenakan suplai darah ke bayi meningkat saat berbaring di sisi kiri atau kanan, sehingga meningkatkan gerakan mereka.
Dikutip dari laman Mom Junction, Profesor Peter Stone, yang memimpin sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Physiology, mengatakan "Ketika perempuan hamil tertidur terlentang, bayi menjadi kurang aktif karena kekurangan oksigen. Itu sebabnya, bayi akan bergerak aktif jika sang ibu tidur dengan posisi miring."
Ilustrasi Ibu Hamil Menghitung HPL (Foto: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ibu Hamil Menghitung HPL (Foto: Pexels)
5. Tendangan akan berkurang menjelang kelahiran
Biasanya, bayi beristirahat di dalam rahim selama 20 sampai 40 menit (kadang sampai 90 menit) pada satu waktu. Namun, ketika memasuki periode akhir kehamilan, tubuh bayi akan semakin berkembang dan ini membuat mereka jadi susah untuk bergerak di dalam rahim ibu.
ADVERTISEMENT
Inilah sebabnya pada akhir masa kehamilan atau menjelang kelahiran bayi mengurangi tendangannya. Akan tetapi jika Anda benar-benar tidak merasakan tendangan bayi untuk waktu yang cukup lama, sebaiknya segeralah pergi ke dokter kandungan untuk memeriksa kondisi kandungan Anda.