Kenapa Kejahatan Seksual pada Anak Sulit Diungkap?

4 Agustus 2019 19:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kejahatan seksual pada anak. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kejahatan seksual pada anak. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa yang tak prihatin setiap kali ada berita tentang kasus kejahatan seksual pada anak? Apalagi bila kasus tersebut tidak dapat diungkap.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, angka kejahatan seksual terhadap anak fluktuatif tiap tahunnya. Sebagai pembanding, pada tahun 2015 terdapat 300-an kasus, sementara tahun 2019 sampai Mei, tercatat 236 kasus. Demikian menurut Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol, Asep Adi Saputra. Dan mirisnya, dari 236 kasus tersebut, baru sekitar 50 persen kasus yang dapat ditangani oleh pihak kepolisian.
Kenapa seperti itu?
Kabagpenum Mabes Polri, Kombespol Asep Adi Saputra. Foto: Ricky Febrian/kumparan
Menurut Asep, ada banyak permasalahan yang melatarbelakangi mandeknya upaya pengungkapan kejahatan seksual terhadap anak. Salah satunya terkait kondisi di mana masih banyak masyarakat yang menganggap bicara tentang kejahatan seksual itu sendiri merupakan hal yang tabu.
"Kita tahu kita berada di ranah ketimuran yang sangat lekat, yang melaporkan kejahatan terhadap anak itu sangat tabu, nah ini yang menjadi masalah. Kendalanya sendiri, ya, karena dia (pelaku) melakukan direct messages, peer to peer lewat grup kepada korbannya, itu yang saat ini masih jadi kendala," ucap Asep dalam diskusi polemik Sindotrijaya FM, Sabtu (3/8).
ADVERTISEMENT
Tak cuma itu, menurut Asep, korban yang merupakan anak di bawah umur juga menjadi alasan lain bagi Polri. Sebab, Polri jelas akan mempertimbangkan banyak hal terutama yang berkaitan dengan psikis korban.
Ilustrasi pelecehan seksual Foto: Nugroho Sejati/kumparan
"Ada beberapa yang menjadi kendala kita kenapa tak bisa kita ungkap keseluruhan, sekali lagi kalau menyangkut anak di bawah umur, katakanlah sebagai sebuah aib, atau perkembangan psikis anak, atau ada juga ancaman dari korban. Jadi memang kejahatan ini tak seluruhnya kita terima laporannya," kata Asep.
Untuk meminimalisirnya, Asep menyebut polisi telah memaksimalkan patroli siber. Hal itu menurutnya dilakukan untuk memantau adanya upaya eksploitasi anak, terutama yang berkaitan dengan kejahatan seksual.
"Kita sekarang ada patroli siber terutama terhadap anak utamanya," ungkap Asep.
ADVERTISEMENT
Sementara menurut Psikolog dari Klinik Sauh, Edward Andriyanto Soetardho M.Psi, anak-anak adalah korban yang memiliki peluang untuk melapor lebih kecil karena keterbatasan bahasa atau ketakutan yang mereka miliki atas orang dewasa yang melakukan pelecehan kepada mereka. Hal ini menyebabkan pelaku pelecehan karena sadar kemungkinan terungkapnya lebih kecil.
Itulah kenapa, Edward menekankan yang terpenting adalah bagaimana cara membuat anak terhindar dari hal-hal buruk seperti ini dan selalu menceritakan apa-apa yang dialaminya pada kita. Semoga saja, semakin banyak kasus kejahatan seksual pada anak yang bisa diungkap ya, Moms.