Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tentu tidak, Moms. Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan ASI sebagai satu-satunya makanan pokok bayi selama 6 bulan pertama kehidupannya dan dilanjutkan pemberiannya hingga anak berusia 2 tahun atau lebih.
Rekomendasi ini bukan tanpa alasan. Kandungan nutrisi ASI diketahui merupakan yang terbaik bagi bayi dan tidak bisa ditandingi oleh susu formula paling mahal sekalipun.
"Komposisinya (ASI dan susu formula) beda. Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi, sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung protein kasein yang lebih sulit dicerna," jelas dr. Galih Linggar Astu SpA, dokter spesialis anak RS Brawijaya, Depok, kepada kumparanMOM beberapa waktu lalu.
dr. Galih membenarkan bahwa kandungan pada susu formula memang bisa membuat bayi gemuk . Meski demikian, Anda harus waspada, karena tidak selamanya gemuk itu berarti baik, Moms.
ADVERTISEMENT
"ASI mengandung hormon tertentu yang bisa mencegah obesitas. Sementara jika minum susu formula, biasanya bayi itu minum susu lebih banyak. Jadi ya, cepat gemuk,” papar dr Galih.
Ya Moms, bukan bayi gemuk atau kurus yang sebenarnya harus jadi perhatian Anda. Tapi, apakah berat badan bayi meningkat sesuai dengan grafik pertumbuhan yang ditetapkan WHO. Jika pertumbuhan bayi baik dan tetap pada nilai rujukannya, maka Anda tak perlu khawatir.
Nah, jika dilihat dari grafik pertumbuhan, bayi kelebihan berat badan dari usia seharusnya, maka Anda harus waspada. Bayi dikatakan obesitas apabila setelah diperiksa dokter menggunakan kurva pertumbuhan WHO, perbandingan berat dan panjang badannya melebihi persentil 95.
Untuk mencegah obesitas pada bayi, Anda bisa melakukan beberapa hal, seperti:
ADVERTISEMENT