Riset: Kegemukan Bisa Membuat Bayi Terlambat Merangkak

19 Oktober 2018 9:30 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bayi gemuk cenderung bisa merangkak lebih lambat dibanding bayi kurus (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Bayi gemuk cenderung bisa merangkak lebih lambat dibanding bayi kurus (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Fase bayi merangkak umumnya terjadi pada saat bayi berusia antara 7 hingga 10 bulan. Merangkak adalah proses perkembangan motorik kasar yang bertumpu pada tangan dan lutut dan sangat penting untuk bayi.
ADVERTISEMENT
Dengan merangkak, bayi mempersiapkan otot dan sarafnya menuju gerakan lain yang lebih matang seperti berjalan serta berlari. Saat bayi merangkak ia akan mengembangan kontrol postural dan kekuatan otot antigravitasi tubuhnya, baik otot-otot di sekitar pinggul, pangkal paha maupun perut. Semua ini adalah kunci kesiapan untuk berdiri tegak secara mandiri.
Namun memang, ada juga bayi yang belum bisa merangkak meski usianya sudah menginjak 10-11 bulan. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya, karena berat badan yang berlebih alias kegemukan. Bayi yang terlalu gemuk cenderung bisa merangkak lebih lambat dibandingkan bayi yang lebih kurus.
Hubungan Bayi Merangkak dan Kemampuan Belajarnya Kelak (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Hubungan Bayi Merangkak dan Kemampuan Belajarnya Kelak (Foto: Shutterstock)
Hal ini dibuktikan oleh sebuah studi pasca doktoral oleh seorang mahasiswa epidemiologi nutrisi di University of North Carolina, Amerika Serikat yang bernama Meghan Slinning. Ia dan timnya mengevaluasi 215 orang bayi pada beberapa kesempatan yang berusia 7 hingga 18 bulan dengan berbagai ukuran berat badan. Hasilnya, 20% dari 152 bayi yang ditemukan kelebihan berat badan mengalami keterlambatan keterampilan motorik.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman Baby Gaga, studi yang diterbitkan dalam Journal of Peadiatrics ini juga mengungkapkan 75 bayi dengan rata-rata ukuran tinggi lemak perut, lengan atas, dan punggung atas, 23 persen (atau 17 orang bayi) mengalami keterlambatan keterampilan motorik.
Ilustrasi bayi merangkak (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi merangkak (Foto: Shutterstock)
Kesimpulannya, penundaan keterampilan motorik seperti ketidakmampuan untuk duduk terus selama 30 detik sekitar dua kali lebih mungkin pada bayi yang kelebihan berat badan dan terlalu gemuk dibandingkan pada mereka yang memiliki berat dan lemak “normal”.
Mereka percaya, hal ini disebabkan otot, tulang dan persendiannya membutuhkan lebih banyak waktu untuk siap mengangkat berat badannya sendiri. Masuk di akal kan, Moms?
Lantas apa yang dapat orang tua lakukan bila mencurigai keterlambatan bayi merangkak karena kelebihan berat badan? Cobalah untuk mendorong agar bayi lebih banyak bergerak dengan mengajaknya bermain. Jangan lupa, diskusikan pula hal ini pada dokter. Siapa tahu, dokter menyarankan Anda untuk juga mengevaluasi pola makan bayi.
ADVERTISEMENT