Losion, Krim atau Spray Anti Nyamuk, Amankah Untuk Bayi dan Anak?

9 November 2018 18:06 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak-anak bermain ikan (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Anak-anak bermain ikan (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Hidup di negara tropis, membuat kita, termasuk bayi dan anak-anak tercinta, akrab dengan produk-produk penolah atau anti nyamuk dan serangga. Salah satunya, produk anti nyamuk yang dipakai ke kulit entah itu berbentuk losion, krim atau spray.
ADVERTISEMENT
DEET (Dietil Toluamida) adalah kandungan aktif yang paling sering digunakan pada produk penolak serangga. Fungsinya sebagai perlindungan kulit terhadap gigitan serangga seperti nyamuk, kutu, semut, lebah, dan serangga lainnya. Serangga terutama nyamuk, tidak menyukai aroma DEET.
Tapi amankah pemakaian produk yang mengandung DEET? Bolehkah anak atau bayi memakainya?
Jawabannya aman dan boleh-boleh saja, Moms. Namun, ada tapinya! Ya, walaupun aman dan boleh tapi Anda harus memahami betul bagaimana sebaiknya penggunaan produk yang mengandung DEET terutama untuk bayi dan anak.
Amankah kandungan DEET pada losion anti nyamuk (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Amankah kandungan DEET pada losion anti nyamuk (Foto: Shutterstock)
Pertama, Anda perlu mengetahui bahwa produk penolak nyamuk di pasaran ada yang mengandung DEET hingga 100%. Sementara, kandungan DEET yang direkomendasikan oleh The American Academy of Pediatrics untuk produk penolak serangga yaitu sekitar 10%-30%.
ADVERTISEMENT
Karena itu, perhatikan selalu berapa persen kandungan DEET dalam produk anti nyamuk yang hendak Anda beli. Juga perlu dicatat, kadar tersebut di atas bisa dikatakan aman untuk kulit dewasa.
Mengutip laman resmi Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski), untuk bayi dan anak-anak ada beberapa aturan penggunaan yang perlu diperhatikan. Apa saja?
Ilustrasi lotion untuk kulit bayi

 (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi lotion untuk kulit bayi (Foto: Shutterstock)
1. Produk yang mengandung DEET tidak dianjurkan untuk digunakan di kulit bayi kurang dari enam bulan.
2. Penggunaan produk yang mengandung DEET pada anak-anak di bawah dua tahun harus diawasi.
3. Kandungan DEET paling aman untuk anak-anak yaitu 10% atau di bawahnya.
4. Untuk anak usia 6 bulan hingga 2 tahun, produk penolak nyamuk yang mengandung DEET diaplikasikan cukup satu kali dalam sehari, tidak perlu diulang.
ADVERTISEMENT
5. Sedangkan untuk anak usia 2 hingga 12 tahun, maksimal pemakaian 3 kali dalam sehari.
6. Jangan oles atau semprotkan produk pada tangan dan wajah anak, terutama dekat mulut dan mata. Pakailah pada kaki dan lengan saja.
7. Tidak disarankan menempel terlalu lama pada kulit.
8. Anak usia di atas 12 tahun bisa menggunakan produk dengan kandungan DEET maksimal 30%, dan pemakaian boleh diulang.
Semprot atau oleskan produk anti serangga di kaki dan lengan saja (Foto: Shutterstok)
zoom-in-whitePerbesar
Semprot atau oleskan produk anti serangga di kaki dan lengan saja (Foto: Shutterstok)
Selain kedelapan aturan di atas, Anda juga perlu memahami bahwa kandungan DEET yang tinggi bisa menimbulkan reaksi tertentu bagi kulit. Pasalnya, DEET adalah zat kimia yang cepat meresap ke pori-pori kulit. Bagi mereka yang memiliki kulit sensitif (atopik), zat DEET bisa mengiritasi dan menyebabkan reaksi pada kulit. Anda juga perlu menghindari pengunaan produk berbahan DEET pada kulit dengan luka terbuka.
ADVERTISEMENT
Ragu untuk menggunakan produk berbahan DEET atau takut Anda lupa aturan pemakaian yang dianjurkan? Lebih aman, pilihlah produk yang sama sekali tidak mengandung DEET, Moms. Mungkin memang tidak banyak, tapi Anda bisa coba mencarinya.
Bila tidak berhasil memperoleh produk bebas DEET, cobalah menghindarkan keluarga Anda dari gigitan nyamuk dengan cara-cara lain yang alami. Misalnya dengan menggunakan kelambu, raket nyamuk atau mengenakan pakaian lengan panjang pada bayi dan anak. Jangan lupa jaga selalu kebersihan dan kerapihan rumah agar nyamuk tidak betah berada di sana.