Moms, Kenali Macam Masalah yang Dihadapi Anak Usia Dini

30 Juli 2018 14:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak sekolah. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak sekolah. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Ada beragam masalah yang dihadapi anak, tak terkecuali macam masalah yang dihadapi anak usia dini. Pada usia sekitar 2-6 tahun, karakteristik anak tergolong unik. Ia mulai tumbuh sebagai anak yang memiliki minat, bakat, dan gaya belajar sendiri. Si kecil pun aktif bereksplorasi dengan rasa besar dan energik.
ADVERTISEMENT
Tapi di sisi lain, anak masih berpikir secara konkret pada apa yang tampak. Dampaknya, si kecil juga cenderung egois dengan memahami segala sesuatu dari sudut pandangnya sendiri.
Pendidikan anak usia dini wajib diberikan untuk anak. Tapi lembaga PAUD tetap menjadi pilihan masing-masing orang tua. Dengan kata lain, orang tua tetap sebagai penanggung jawab utama mendidik anak di usia dini. Sementara, lembaga PAUD hanyalah sebagai partner yang membantu tugas orang tua.
"PAUD berguna sebagai dasar untuk belajar lebih lanjut bagi orang tua," ujar psikolog anak dari Klinik Kancil, Alzena Masykouri pada kumparanMOM.
Terlepas dari pilihan Anda sebagai orang tua untuk mendidik mandiri atau bekerjasama dengan lembaga PAUD, permasalahan yang dihadapi anak di usia itu relatif memiliki kesamaan. Apa saja?
ADVERTISEMENT
Buku seri pendidikan orang tua 'Mendampingi Anak ketika Bermasalah' yang dirilis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyebutkan ragam masalah anak di usia dini, sebagai berikut:
Mengompol
Ada banyak alasan mengapa anak masih sering mengompol. Mulai dari tubuh anak yang masih dalam tahap perkembangan, produksi urin di malam hari yang tinggi, hingga kurang optimalnya edukasi tentang toilet training.
Ilustrasi Anak di Toilet (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Anak di Toilet (Foto: Thinkstock)
Sulit Makan
Anak juga mulai sulit makan, seperti mengemut makanan, tidak suka sayuran, pilih-pilih makanan, hingga suka berkeliaran saat makan.
Maka peka dan kreatiflah untuk membujuk anak saat makan, Moms. Tetap cukupi kebutuhan makanan bergizi seimbang, tapi juga jangan mengabaikan cara kreatif yang membuat anak nafsu makan.
Anak menolak makan. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Anak menolak makan. (Foto: Thinkstock)
Tantrum
Anak usia dini belum bisa berpikir logis dan tak jarang kesulitan dalam menyampaikan keinginan, sehingga ia sering kali tantrum.
ADVERTISEMENT
Penting bagi Anda mengetahui penyebab dan cara mengatasi kondisi itu. Termasuk, ingat pula, ada tantrum caper (cari perhatian) yang dilakukan anak. Maka, jangan salah sangka!
Jangan keburu membentak atau memukul anak juga ya, Moms. Tetap hadapi dengan ketenangan dan cara cerdas.
Anak menangis. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Anak menangis. (Foto: Thinkstock)
Kecemasan di Tempat Baru
Anak mulai aktif mengeksplor, bukan hanya tentang pengetahuan diri namun juga lingkungan dan sosialnya.
Di masa awal, bisa jadi ia memiliki kecemasan di tempat baru. Tetap bimbing dan dampingi anak untuk beradaptasi, Moms.
Ilustrasi anak dibully. (Foto: Thinstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak dibully. (Foto: Thinstock)
Memukuli dan Menggigit Teman
Konflik teman sebaya pada anak usia PAUD, umumnya tak jauh dari memukul hingga menggigit teman. Entah karena berebut mainan, iri, atau merasa diabaikan.
Mengajari anak tentang diri, kejujuran, menghargai orang lain, empati, kesabaran, dan tanggungjawab begitu penting, Moms.
ADVERTISEMENT
Setidaknya, mulailah dengan membiasakannya berkata 'tolong, maaf, dan terimakasih'.
Kecemasan Berpisah dengan Orang Tua
Ilustrasi anak memeluk ibu  (Foto: Thinkstock )
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak memeluk ibu (Foto: Thinkstock )
Si kecil maunya dekat Mama terus. Ia lengket dan tak mau berpisah dengan Anda. Apalagi ketika ia mulai masuk lembaga PAUD atau Anda tinggal di rumah bersama pengasuh misalnya.
Pelan-pelan Moms, berilah anak Anda kesempatan untuk menyesuaikan diri dan bantu ia menghadapi kecemasan yang ia rasakan.