Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Panduan untuk Guru saat Bahas Terorisme dengan Murid
13 Mei 2018 16:49 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud RI) turut menyampaikan duka terkait teror bom di Surabaya lewat akun Instagram-nya @kemdikbud.ri. Tak hanya itu, melalui unggahan infografik di Instagram, Kemdikbud RI juga memberikan panduan untuk guru saat berbicara kejahatan terorisme dengan murid.
Berikut tujuh poin panduan yang disampaikan Kemdikbud RI:
1. Sediakan waktu bicara pada siswa tentang kejahatan terorisme. Siswa sering menjadikan guru tempat mencari informasi dan pemahaman tentang apa yang sedang terjadi.
2. Bahas secara singkat apa yang terjadi, meliputi fakta-fakta yang sudah terverifikasi. Jangan membuka ruang terhadap rumor, isu, dan spekulasi.
3. Beri kesempatan siswa untuk mengungkapkan perasaannya tentang tragedi/kejahatan yang terjadi. Nyatakan dengan jelas rasa duka kita terhadap para korban dan keluarganya.
ADVERTISEMENT
4. Arahkan rasa kemarahan para sasaran yang tepat, yaitu pada pelaku kejahatan, bukan pada identitas golongan tertentu yang didasarkan pada prasangka.
5. Kembali pada rutinitas normal, terorisme akan sukses apabila mereka berhasil memengaruhi kehidupan sehari-hari dan kehidupan kebangsaan kita.
6. Ajak siswa berpikir positif. Ingatkan bahwa negara kita telah melewati banyak tragedi dan masalah dengan tegar, gotong-royong, semangat persatuan dan saling menjaga.
7. Ajak siswa berdiskusi dan mengapresiasi kerja para polisi, TNI, dan petugas kesehatan yang melindungi, melayani, dan membantu kita di masa tragedi. Diskusikanlah lebih banyak tentang sisi kesigapan dan keberanian mereka daripada sisi kejahatan pelaku teror.
Selain itu, dalam unggahan yang sama, Kemdikbud RI juga menyampaikan beberapa imbauan sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
1. Agar tidak membagikan foto-foto atau video kerusakan dan korban. Foto dan video yang mengerikan adalah salah satu wujud teror dan provokasi. Menyebarkan foto dan video seperti itu merupakan tujuan dari teroris. Kita tidak mau menjadi alat dari tujuan teroris.
2. Tidak membagikan informasi/kabar yang tidak jelas sumbernya. Bisa jadi yang kita sebar adalah hoaks dan merupakan strategi memperbesar dampak teror melalui media sosial.
3. Tetap buka mata dan telinga, jaga kejernihan pikir, bersatu dalam doa dan solidaritas.
Bila Anda memiliki anak usia sekolah, coba teruskan informasi ini kepada guru-guru si kecil, Moms. Atau diskusikan melalui Komite Sekolah agar besok semua pihak siap menyambut anak di sekolah dan tidak terjadi keresahan agar kegiatan belajar-mengajar tetap dapat berjalan sebagaimana biasanya.
ADVERTISEMENT