Penelitian Membuktikan Vaksin MMR Tak Sebabkan Autisme

6 Maret 2019 10:13 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Vaksin Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Vaksin Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Vaksin Measles, Mumps, and Rubella (MMR) ternyata tidak menyebabkan autisme. Itulah hasil riset terbaru yang telah terbit di jurnal Annals of Internal Medicine.
ADVERTISEMENT
Vaksin MMR sendiri adalah vaksin yang diberikan dengan tujuan agar tubuh terlindung dari penyakit gondong, campak, dan rubella. Riset terkait vaksin ini dilakukan oleh peneliti Statens Serum Institut di Denmark. Mereka mempelajari data dari sekitar 657 ribu anak di Denmark.
Hasilnya, mereka menemukan bahwa vaksin MMR, yang dipakai untuk melawan gondok, campak, dan rubella, tidak meningkatkan risiko autisme pada anak dan tidak memicu autisme pada anak yang punya risiko tinggi untuk mengalaminya.
Petugas menunjukan Vaksin Campak dan Rubella (MR) sebelum melakukan imuniasasi kepada anak. Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa
Sebelumnya, tim peneliti yang sama pernah melakukan riset serupa. "Kami melakukan riset besar serupa pada 2002," ujar pemimpin riset Anders Peter Hviid kepada Newsweek.
"Tapi, anggapan bahwa vaksin menyebabkan autisme tetap ada meski kita telah melakukan riset itu. Para orang tua banyak menemukan klaim tersebut di media sosial dan dilakukan oleh politisi atau selebritas," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Karena itu, Anders memutuskan untuk melakukan riset serupa. Kali ini dengan jumlah peserta yang lebih besar diikuti dengan analisis yang lebih komprehensif.
Menurutnya, klaim adanya hubungan antara vaksin MMR dengan autisme telah ada lebih dari 20 tahun. Hal ini, Anders menambahkan, telah mengganggu program imunisasi di banyak tempat dan merugikan banyak anak.
Dalam riset ini, para peneliti mempelajari data dari 657.461 anak di Denmark yang lahir antara 2009 dan 2010. Di antara mereka ada 6.571 yang didiagnosis dengan autisme.
Mereka membandingkan anak-anak yang telah divaksin MMR dengan anak yang tidak. Dan tim peneliti menemukan bahwa vaksin ini tidak meningkatkan risiko anak mengalami autisme, termasuk pada anak yang punya risiko tinggi mengalami autisme.
Ilustrasi vaksin untuk bayi. Foto: Shutterstock
Temuan ini memang tidak menunjukkan suatu hal baru, Moms. Tapi hasilnya mengonfirmasi dan menguatkan temuan sebelumnya yang membantah hubungan antara vaksin MMR dengan autisme.
ADVERTISEMENT
"Hasil temuan yang telah dianalisis dengan baik ini menambah daftar panjang riset yang membantah klaim salah mengenai vaksin," kata James Donnelly peneliti di Southern Cross University kepada Newsweek.
"Riset ini adalah pengingat bahwa kita harus melawan informasi bias ketika mengambil keputusan penting. Menurut saya, mengabaikan hasil riset ini adalah hal yang tidak bertanggung jawab dan bisa membuat anak-anak berada pada risiko tinggi mempercayai mitos yang salah lalu membuat keputusan medis yang buruk," imbuh Donnelly yang tidak terlibat riset.
Nah Moms, jadi jangan percaya kalau ada yang masih saja mengatakan vaskin MMR bisa menyebabkan autisme ya. Dengan adanya penelitian ini, Anda tidak perlu khawatir lagi, kan?