Perut Ibu Hamil Kram Setelah Orgasme, Bahayakah?

29 Juli 2018 17:35 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi berhubungan intim (seks). (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi berhubungan intim (seks). (Foto: Shutter Stock)
ADVERTISEMENT
Banyak ibu hamil yang menolak untuk mencapai orgasme saat berhubungan seksual bersama pasangan. Alasannya, ia takut bayi yang sedang dikandung terluka karena munculnya kram perut akibat orgasme. Tapi, benarkah hal itu?
ADVERTISEMENT
Perlu diketahui Moms, saat melakukan hubungan seksual selama hamil, Anda memang merasakan kram pada rahim setelah orgasme. Bagi sebagian wanita, kram tersebut dapat berlangsung selama 30 menit atau bahkan lebih. Tapi Anda tak perlu khawatir dan jangan berhenti menikmati hubungan intim. Sebab kram yang timbul baik selama maupun setelah orgasme adalah hal yang normal terjadi dan tidak berbahaya bagi Anda dan janin.
Kram tersebut terjadi akibat kondisi fisik seperti peningkatan aliran darah ke sekitar pinggul selama kehamilan, pembesaran organ kelamin saat terangsang secara seksual, dan kontraksi rahim setelah orgasme. Selain faktor fisik, faktor psikologi juga bisa menjadi pemicunya, seperti ketakutan melukai bayi ketika berhubungan intim selama hamil atau akibat gabungan kedua faktor tersebut. Ya, hal itu mungkin terjadi karena kaitan pikiran dan tubuh dalam aspek seksual sangatlah kuat.
ADVERTISEMENT
Kontraksi saat kram terjadi karena otot dari uterus yang sedikit mengencang. Kontraksi yang timbul usai orgasme ini adalah kontraksi palsu atau yang sering disebut braxton hicks dan tidak akan menyebabkan keguguran. Jadi, jangan samakan kontraksi ini dengan kontraksi saat melahirkan nanti, Moms.
Untuk meredakan kram perut dan ketegangan yang dialami, Anda bisa meminta suami untuk memijat punggung bagian bawah dengan lembut, Moms. Bila kram tersebut sangat mengganggu Anda, berkonsultasilah ke dokter dan bidan. Mulailah cemas, jika kram yang Anda rasakan terjadi terus menerus, intensif, dan disertai perdarahan.