Prediksi Kelangsungan Hidup Anak yang Terkena Kanker, Ini Kata Dokter

20 Oktober 2018 11:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak dirawat di rumah sakit. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Anak dirawat di rumah sakit. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Kanker bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak. Pada banyak kasus, penyakit mematikan ini tidak diketahui dengan jelas penyebabnya. Oleh karena itu, kanker pada anak tidak bisa dicegah, namun dapat ditangani.
ADVERTISEMENT
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (riskesdas) yang dilakukan Kementerian Kesehatan pada 2013, jumlah penderita kanker pada bayi berusia kurang dari setahun sebesar 0,3 persen, pada anak usia 1-14 tahun sebesar 0,1 persen, lalu meningkat sering bertambahnya usia. Jumlah paling tinggi pada kelompok usia lebih dari 75 tahun, yakni 5 persen.
Kanker pada anak lebih berpotensi bisa disembuhkan, dibandingkan pada orang dewasa. Menurut laporan National Institute of Health US pada 2007, harapan hidup lima tahun pada penderita kanker dewasa sebesar 68 persen. Sementara untuk kanker pada anak, angkanya lebih dari 81 persen.
Mengapa kanker pada anak lebih besar potensinya untuk diobati atau disembuhkan?
Menurut dr Marurul Aisyi, Sp.A., Konsultan Hematologi Onkologi Anak RS Kanker Dharmais, Jakarta, gambaran kanker pada dewasa tidak bisa digunakan untuk melihat kanker pada anak. Sebab, respon kanker terhadap terapi berbeda pada anak-anak dan dewasa.
ADVERTISEMENT
“Anak bukanlah miniatur dewasa. Respon pada terapi lebih baik pada anak karena kekacauan biologisnya lebih rendah. Tapi, masalahnya kebanyakan baru ditangani setelah mencapai stadium lanjut,” papar dr Maururul, saat ditemui di Kementerian Kesehatan.
Anak dirawat di rumah sakit. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Anak dirawat di rumah sakit. (Foto: Thinkstock)
dr Maururul lebih jauh menjelaskan bahwa secara statistik, survival rate anak penderita kanker memang lebih tinggi daripada dewasa. Meski belum diketahui secara jelas penyebabnya, dr Maurul menduga karena kerusakan tubuh anak karena paparan lingkungan belum parah. Mereka belum banyak mengisap asap polusi, mengkonsumsi zat aditif, dan zat karsinogen lain.
“Sebenarnya tubuh kita sudah canggih. Kalau ada kerusakan, tubuh punya program untuk memperbaiki diri. Kalau tak bisa diperbaiki, selnya akan dimatikan. Kalau tidak bisa dimatikan, sel limfosit akan mengenali bahwa sel itu bukan bagian tubuh kita. Artinya kalau sudah jadi kanker, dia sudah melewati penahan-penahan dari sistem imun,” jelas dr Maururul.
Sakit kepala pada anak. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Sakit kepala pada anak. (Foto: Thinkstock)
Ia menambahkan bahwa survival rate penderita kanker anak di Indonesia masih 44 persen. Sebab, kebanyakan kasus terlambat ditangani, akibat kesadaran yang rendah. Misalnya hanya 14,30 persen anak penderita kanker datang ke RS Kanker Dharmais saat masih stadium pertama. Sisanya sudah stadium lanjut.
ADVERTISEMENT
Menurut data Badan Koordinasi Nasional Hematologi Onkologi Penyakit Dalam Indonesia (Bakornas Hompedin) pada 2002, angka harapan hidup lima tahun pada anak penderita kanker yang diobati pada stadium 1 bisa mencapai 80-90 persen. Sementara jika diobati pada stadium 2, survival rate berkisar 55-60 persen. Pada stadium 3, harapan hidup berkisar 40-50 persen, sedangkan pada stadium 4 hanya 10-20 persen.
Jadi, kunci penanganan kanker pada anak terletak pada deteksi dini, Moms.