Riset: Masa Kecil Bahagia buat Anak Terhindar dari Depresi saat Dewasa

12 November 2018 15:03 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Anak Bahagia (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Anak Bahagia (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Moms, memastikan anak tumbuh dengan baik dan bahagia, jelas jadi hal yang wajib dilakukan orang tua. Pasalnya, menurut sebuah riset yang dipublikasikan di jurnal Health Psychology, orang dewasa dengan masa kecil yang memiliki hubungan baik dan bahagia dengan orang tuanya, cenderung lebih jarang alami depresi dan penyakit kronis.
ADVERTISEMENT
"Ingatan memainkan peran besar dalam membentuk cara kita memahami dunia, cara kita mengatur pengalaman di masa lalu kita dan menentukan cara kita harus bertindak di masa depan," ujar penulis utama riset ini, William Chopik dari Michigan State University, dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh Newsweek.
William juga menambahkan, kenangan yang bahagia memiliki efek positif pada kesehatan dan kesejahteraan. Hal ini kemungkinan karena kenangan bahagia mengurangi stres dan membantu untuk membuat pilihan yang sehat dalam hidup.
Ilustrasi anak dan ayah. (Foto: Freepik)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak dan ayah. (Foto: Freepik)
Dalam riset ini, William Chopik dan para koleganya melakukan studi dengan menggunakan data dari 22.000 orang lebih. Data pertama merupakan data selama 18 tahun dari orang yang berusia pertengahan 40 tahun yang diambil dari National Survey of Midlife Development di Amerika Serikat. Dan data kedua adalah data selama enam tahun yang diambil pada orang dewasa berusia 50 tahun ke atas dari Health and Retirement Study.
ADVERTISEMENT
Kedua studi ini menanyakan persepsi mengenai kasih sayang orang tua, kesehatan secara umum, kondisi kronis, dan gejala depresi.
Dari kedua studi tersebut ditemukan bahwa orang yang menerima rasa sayang dari ibu pada masa kecil punya kesehatan yang lebih baik dan memiliki gejala depresi lebih sedikit. Hasil yang sama juga didapat pada orang yang memiliki hubungan baik dengan ayahnya.
Melibatkan anak dalam diskusi keluarga bisa membuatnya percaya diri. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Melibatkan anak dalam diskusi keluarga bisa membuatnya percaya diri. (Foto: Thinkstock)
Bagi William, hal lain yang membuatnya terkejut adalah kenyataan bahwa efek kenangan masa anak-anak nyatanya mampu bertahan lama. Para peserta studi tersebut masih bisa mengingat kenangan yang terjadi puluhan tahun lalu.
Namun begitu, penulis riset ini mengungkap, masih dibutuhkan studi lebih lanjut yang melibatkan lebih banyak orang dan dilakukan dalam waktu lebih lama, serta perlu melibatkan lebih banyak variabel yang berbeda untuk memahami isu ini dengan lebih baik.
ADVERTISEMENT
Merujuk hasil riset ini, tentu saja kita tak hanya sedang mengasuh anak agar ia bisa sehat secara fisik, sebab kesehatan mentalnya juga sama penting. Untuk itu, meski orang tua ingin yang terbaik buat anak, jangan lupakan juga pendapat dan perasaan si kecil ya, Moms.