Saran Psikolog untuk Orang Tua bila Anak Hadapi Masalah

19 Juni 2018 11:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pilih kasih terhadap anak. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Pilih kasih terhadap anak. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Saat anak sedang menghadapi masalah, apa yang Anda lakukan? Menasehati, membiarkan, atau memeluk dan menciumnya?
ADVERTISEMENT
Meski ingin dapat segera membantu ketika anak sedang menghadapi masalah, tapi kenyataannya, tidak semua orang tua tahu harus melakukan apa. Banyak juga yang bingung dan malah merasa jadi serba salah.
“Kuncinya komunikasi, tapi komunikasi itu tidak segampang yang dipikirkan, ” ujar Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psi. saat dihubungi kumparanMOM.
Psikolog dari Klinik Terpadu Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia yang biasa disapa Nina ini
menjelaskan bahwa komunikasi dengan anak memang secara verbal dan non verbal perlu dilakukan oleh orang tua. Bagaimana maksudnya?
Ilustrasi ibu dan anak. (Foto: Thinkstock )
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu dan anak. (Foto: Thinkstock )
“Verbal ya kita harus menggunakan kata-kata, atau kalimat yang pas untuk sampai pada anak. Dan itu juga harus diimbangi juga dengan sikap dan gerak tubuh orang tua. Ini komunikasi non verbalnya," jelas Nina.
ADVERTISEMENT
Misalnya, orang tua memberi saran untuk anak tapi dilakukan sambil membelakangi tubuh anak dan sambil bermain gadget. Ini tidak bijak karena akan membuat anak melihat Anda tidak sungguh-sungguh peduli dengan masalah mereka.
Begitu juga dengan nada suara, orang tua perlu bicara dengan nada suara yang menunjukan bahwa mereka benar-benar menaruh minat pada cerita atau pembicaraan dengan anak.
Ilustrasi ibu dan anak.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu dan anak. (Foto: Thinkstock)
Selain itu, Nina pun menjelaskan bahwa sebaiknya kita sebagai orang tua, tidak memotong, mengomentari dan langsung mengkritik anak saat anak bercerita tentang masalah yang sedang ia hadapi.
“Kalau seperti ini anak pasti jadi malas pasti cerita lagi sama kita. Anak bisa saja berpikir, ‘belum selesai cerita saja sudah diginiin’. Jadi meski mungkin saja kita menganggap apa yang disampaikan anak tidak tepat atau perlu dikomentari, tapi tahan dulu, dengarkan dulu,” tambah Nina.
ADVERTISEMENT
Kita juga bisa bertanya lebih lanjut pada anak untuk memancing anak bercerita lebih jauh tentang masalahnya. Seperti, “memangnya kenapa bisa sampai seperti itu? ” atau “siapa saja yang melakukan dan melihat kejadiannya?”.
Jangan lupa, perhatikan nada suara Anda saat bertanya ya, Moms. Biarkan anak menangkap respon positif dari Anda sehingga ia mau bersikap terbuka. Bukan malah merasa Anda enggan memahami dan justru menghakiminya.