Sebelum Melahirkan, Yuk Cari Tahu Seperti Apa Ruang Bersalin

8 Oktober 2019 18:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
masih sementara
zoom-in-whitePerbesar
masih sementara
ADVERTISEMENT
Jelang melahirkan, ada perasaan campur aduk yang biasanya dirasakan ibu hamil. Ya Moms, ada perasaan senang karena sebentar lagi bertemu bayi. Tapi di sisi lain, Anda mungkin takut menghadapi proses persalinan yang akan berlangsung sebentar lagi.
ADVERTISEMENT
Ada banyak faktor yang memang mempengaruhi kenyamanan dalam proses persalinan. Survei yang dilakukan The National Childbirth Trust, UK, terhadap 2000 ibu di Inggris, Skotlandia dan Irlandia menyebut, dari berbagai faktor itu, suasana ruang bersalin adalah faktor yang kerap diabaikan.
Oleh karena itu, Moms, sebelum melahirkan, tak ada salahnya untuk mencari tahu seperti apa keadaan ruang bersalin nanti. Mengutip Parents, berikut kira-kira anatomi ruang bersalin yang umumnya ada di rumah sakit.
Ruang Perawat
Ilustrasi detik-detik menjelang persalinan Foto: Shutterstock
Perhentian pertama sebelum masuk ke kamar bersalin adalah ruang perawat, Moms. Di sana, perawat akan menanyakan beberapa pertanyaan awal, seperti gejala yang dirasakan, dokter yang bertanggung jawab, hari perkiraan lahir bayi atau alergi terhadap obat-obatan tertentu.
ADVERTISEMENT
Ruang Observasi
ibu hamil jelang persalinan Foto: Shutterstock
Setelah menjawab beberapa pertanyaan dari perawat, perawat akan memeriksa kondisi Anda di ruang observasi. Di sana perawat akan memantau Anda melalui tahap pertama persalinan atau yang biasa disebut Kala 1. Ini adalah fase di mana berlangsungnya pembukaan serviks, mulai dari bukaan 0 sampai 10. Jadi, bayi tidak lahir atau dikeluarkan di ruangan pertama ini.
Ruang observasi ini bentuknya seperti kamar perawatan di rumah sakit yang biasa kita lihat atau seperti suasana ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) di mana ada beberapa dipan pasien berjejer dengan tirai penyekat.
Denyut jantung bayi dan kontraksi ibu juga akan dipantau oleh alat yang biasa disebut Electrocardiograph atau CTG. Ya Moms, perut Anda akan dipakaikan sejenis sabuk yang terhubung dengan alat CTG dan perawat atau bidan akan terus memantau alat ini selama ibu menjalani tahap Kala 1.
ADVERTISEMENT
Bila bukaan sudah lengkap, barulah ibu hamil dibawa ke ruangan berikutnya untuk melahirkan atau mengeluarkan bayi.
Kamar Bersalin
Ilustrasi menjelang persalinan di RS Foto: Shutterstock
Jika dokter atau perawat sudah memastikan Anda bisa melahirkan, maka Anda akan dibantu memasuki ruang bersalin, Moms. Di sebagian besar rumah sakit di Amerika Serikat, memang ada yang menerapkan kamar bersalin all-in-one. Artinya, di kamar itu, Anda akan melahirkan dan juga mendapat perawatan pascapersalian. Ya Moms, dengan begitu Anda dan bayi tidak perlu meninggalkan ruangan itu untuk mendapat perawatan setelah melahirkan.
"Rumah sakit biasanya berusaha semaksimal mungkin untuk membuat ruangan senyaman dan seramah mungkin," kata Tina Alessi, seorang bidan perawat bersertifikat di Morristown Medical Center di Morristown, New Jersey.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, di Indonesia, kamar bersalin seperti itu masih belum familiar. Ya, di negara kita, setelah melahirkan di ruang bersalin, Anda dan bayi selanjutnya akan dipindahkan ke ruang perawatan yang berbeda.
Lantas, apa saja yang ada di ruang bersalin?
Tempat Tidur
Ilustrasi kamar bersalin. Foto: Shutterstock
Anda akan menemukan tempat tidur yang biasanya dilengkapi dengan penyangga kaki. Kedua kaki Anda nantinya akan diletakkan di penyangga itu, untuk memudahkan proses mengejan saat bersalin. Ada pula pegangan tangan yang akan membantu Anda dalam proses persalinan.
Jangan bayangkan Anda akan bersalin dalam posisi tidur telentang. Karena, posisi Anda saat bersalin adalah setengah duduk, Moms. Itulah kenapa, di ruang bersalin bentuk tempat tidur yang digunakan juga tidak sama dengan ranjang yang ada di kamar perawatan.
ADVERTISEMENT
Ruangannya dingin
Umumnya, ruang bersalin suhunya lebih dingin dari ruang perawatan biasa di rumah sakit. Alasannya, suhu dingin membantu menurunkan dampak infeksi, Moms. Meski begitu, bila merasa terlalu dingin, Anda harusnya bisa meminta perawat untuk menaikkan suhunya.
Peralatan Medis
Ilustrasi kamar bersalin. Foto: Shutterstock
Ada sejumlah peralatan medis yang mungkin mengejutkan tersimpan rapi di dalam kamar bersalian. Misalnya saja, ada alat pompa vakum atau forsep untuk membantu mengeluarkan bayi saat persalinan.
Minim Fasilitas untuk Pendamping Persalinan
Dokter dan perawat tentu akan selalu menemani ibu di ruang bersalin. Mereka akan membantu Anda mengatur posisi, mengingatkan untuk mengatur pernapasan dan memberi tahu kapan Anda harus mengejan.
Suami atau pendamping persalinan pribadi Anda memang boleh ikut menemani di rumang bersali. Tapi, jangan berharap bisa duduk nyaman, Moms.
ADVERTISEMENT
Tidak ada sofa di ruang bersalin seperti yang biasa ditemui di kamar perawatan. Jadi siapapun yang mendampingi Anda, pastikan ia dalam kondisi sehat dan siap untuk duduk di kursi kecil saja bahkan berdiri selama proses melahirkan.
Putri Marino melahirkan anak pertama Foto: Dok Dia Fotografer
Nah Moms, setelah bayi lahir, Anda tidak akan langsung di bawa ke ruang perawatan. Anda seharusnya diberi waktu untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) kira-kira selama 1 jama. Ibu juga perlu melalui tahap kala 3 dan kala 4 setelah kelahiran bayi.
Kala 3 adalah saat plasenta atau ari-ari keluar dari perut Anda. Meski bayi sudah lahir dan plasenta sudah keluar, ibu masih harus diobservasi atau berada dalam pengawasan dokter selama 2 x 60 menit. Inilah yang disebut kala 4 persalinan.
ADVERTISEMENT
Pada tahap terakhir itu, dokter akan memeriksa tanda-tanda vital, seperti kontraksi, perdarahan, hingga kemampuan berkemih. Selain itu, dokter juga mungkin saja melakukan penjahitan untuk merapikan kembali sobekan pada area vagina atau perineum.