Studi: Pindah Rumah saat Hamil Berisiko Terjadinya Persalinan Prematur

22 Agustus 2019 10:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu hamil dan suaminya sedang pindah rumah Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil dan suaminya sedang pindah rumah Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bawaan hamil, rasanya ingin menyiapkan serta mendekorasi kamar calon buah hati ya, Moms! Jika kondisinya ini baru bisa dilakukan di tempat yang baru, alias Anda dan pasangan sedang proses pindah rumah, maka waspada ada risiko yang mengintai menurut studi.
ADVERTISEMENT
Laman Live Science melansir, dalam studi pada Journal of Epidemiology and Community Health, para peneliti ingin melihat hubungan antara pindah rumah dengan kelahiran yang berisiko. Dari penelitian itu, para peneliti menganalisis data 100.000 wanita hamil di Washington, AS.
Mereka menemukan bahwa ibu hamil yang pindah rumah pada trimester pertama, 42% lebih mungkin melahirkan secara prematur (atau pada 37 minggu kehamilan) dan 37% lebih mungkin melahirkan bayi dengan berat lahir rendah, dibanding dengan ibu hamil yang tidak pindah rumah.
"Studi kami adalah langkah pertama dalam mengidentifikasi kemungkinan terlalu banyak bergerak, sebagai faktor risiko potensial yang layak diteliti lebih dalam," kata Julia Bond, salah satu peneliti dari Departemen Epidemiologi di Fakultas Kesehatan Masyarakat University of Washington, AS.
ADVERTISEMENT
Adapun dalam penelitian sebelum-sebelumnya, disebutkan bahwa ibu hamil yang mengalami stres pada trimester pertama, misal karena bencana alam, krisis ekonomi, atau kehilangan pekerjaan, maka berisiko melahirkan secara prematur.
Ilustrasi keluarga pindah rumah Foto: Shutter Stock
Menurut peneliti, baru sedikit yang diketahui tentang risiko-risiko dari pindah rumah saat kehamilan, padahal hampir seperempat wanita pindah ke rumah baru saat hamil.
Lalu dalam penelitian terbaru, para peneliti menganalisis informasi dari akta kelahiran bayi yang lahir di Washington dari tahun 2007 hingga 2014. Karena dari akta kelahiran terlihat lamanya ibu tinggal di alamat rumahnya saat ini. Alhasil, peneliti bisa menentukan kemungkinan mereka pindah saat trimester pertama atau tidak. Penelitian ini mencakup data dari 28.000 ibu hamil yang pindah pada trimester pertama dan 112.000 ibu hamil yang tidak pindah.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, mereka yang pindah selama trimester pertama, 9,1% melahirkan secara prematur, dibandingkan dengan yang tidak pindah rumah selama masa itu. Selain itu, 6,4% ibu yang pindah selama trimester pertama memiliki bayi dengan berat badan lahir rendah dibanding dengan yang tidak pindah.
Meski begitu, peneliti merasa terlalu dini membuat kesimpulan bagi ibu untuk tidak pindah rumah selama kehamilan. Sebab penelitian ini hanya menemukan hubungan saja, belum membuktikan pindah rumah benar-benar menyebabkan kelahiran prematur.
Sebab sejumlah faktor lain juga memainkan peran dalam hubungan tersebut, Moms, termasuk gangguan kesehatan yang dialami saat pindah rumah. Seperti ketegangan fisik dan stres secara emosional karena akan jauh dari keluarga dan kerabatnya.
Bond mengatakan, walau belum bisa dipastikan apakah pindah rumah menyebabkan kelahiran prematur, namun Anda perlu mempertimbangkan pindah rumah saat hamil, agar hal yang tidak diinginkan tidak terjadi.
ADVERTISEMENT