Tak Usah Panik, Ini 3 Cara Atasi Bayi Kuning

11 Februari 2019 16:48 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi penyakit kuning bayi Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penyakit kuning bayi Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Bayi baru lahir rentan terkena penyakit kuning. Kondisi ini disebabkan akibat kelebihan bilirubin atau unsur kuning pada darah bayi. Normalnya, penyakit kuning hanya berlansung selama 1 hingga 3 hari. Lebih dari waktu tersebut, si kecil perlu segera mendapatkan penanganan dari dokter anak yang merawatnya di rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Adapun 3 cara penanganan umum yang biasanya ditawarkan oleh dokter adalah:
1. Meningkatkan Asupan ASI
Air Susu Ibu Foto: Thinkstock
Meningkatkan frekuensi menyusui setiap 2-3 jam sekali dan ke-efektifan bayi menyusu sangat penting dalam menurunkan kadar bilirubin bayi. Hal ini dikarenakan bayi dapat terpicu untuk mengeluarkan feses semakin sering yang pada akhirnya mengurangi penyerapan bilirubin dalam usus bayi.
Kolostrum pada ASI juga memiliki efek laksatif atau pencahar bagi tubuh bayi. Ketika mekonium cepat dikeluarkan dari tubuh bayi, risiko terjadinya kuning pada bayi akan segera menurun.
2. Melakukan Phototherapy (PT)
Ketika kadar bilirubin bayi mencapai nilai yang memerlukan penanganan nilai yang memerlukan penanganan agresif, maka bayi akan mendapatkan phototherapy. Bayi ditempatkan di dalam boks khusus dan menerima bili-light,ketika bayi hanya mengenakan popok dan matanya ditutup agar terlindungi dari paparan lampu.
ADVERTISEMENT
Umumnya, bayi dengan usia kehamilan 35 minggu akan berkurang kadar bilirubinnya sebesar 30-40 persen kadar bilirubinnya setelah menjalani phototherapy selama 24 jam. Namun perlu diingat Moms, tidak ada standar untuk penghentian phototherapy. Penghentian phototherapy tergantung pada usia payi pada saat diphototherapy dimulai dan penyebab kuning pada bayi.
Ilustrasi bayi. Foto: Pixabay/Jakobking85
3. Melakukan Transfusi Tukar
Bayi yang sudah ditangani intensif dengan phototherapy, tetapi kadar bilirubinnya masih berada pada titik tinggi yang berbahaya seperti acute bilirubin encephalopathy, ia memerlukan transfusi tukar. Namun, kasus seperti ini masih sangat terjadi pada bayi yang baru lahir di Indonesia. Semoga si kecil tidak mengalaminya, ya!