Tips Pilih Lomba 17 Agustus yang Aman untuk Anak

15 Agustus 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lomba memasukkan bendera dalam botol Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Lomba memasukkan bendera dalam botol Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Ada banyak cara yang bisa dilakukan anak untuk memeriahkan Hari Kemerdekaan. Salah satu yang paling umum dilakukan adalah ikut lomba khas 17-an di sekolah ataupun lingkungan rumah.
ADVERTISEMENT
Selain seru dan menyenangkan, lomba 17-an juga punya banyak manfaat untuk anak. Misalnya saja bisa mengasah keterampilan sosial, memahami makna sportivitas, melatih percaya diri, serta menumbuhkan semangat nasionalisme pada anak.
Nah Moms, agar tidak bingung, berikut 5 lomba seru yang bisa dipilih anak karena banyak manfaatnya, seperti:
Lomba makan kerupuk Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Meski tampak sederhana, sebenarnya lomba kerupuk puny banyak manfaat untuk anak. Yang utama, melatih keterampilan motorik anak serta koordinasi antara gerak tubuh, leher, mata dan mulutnya.
Tidak hanya itu, dengan mengikuti lomba makan kerupuk anak juga dapat melatih kesabaran dan kemampuan konsentrasinya. Sabar bila kerupuknya susah ia capai, konsetrasi agar kerupuk 'tidak lari' dari jangkauan mulutnya.
ADVERTISEMENT
Selesai lomba, coba ajak anak yang sudah cukup besar berdiskusi tentang bagaimana tadi semua orang termasuk dirinya lahap makan kerupuk. Lalu bawa anak membayangkan orang-orang yang kurang beruntung danmungkin cuma punya lauk kerupuk untuk makan sehari-hari. Dengan begini, anak juga dapat belajar berempati.
Sejumlah anak mengikuti lomba balap karung, di Pantai Ujung Batu, Padang, Sumatera Barat. Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Balap karung sebaiknya diikuti anak usia 6 tahun ke atas. Sebab, risiko jatuh saat melakukannya cukup besar. Meski begitu, manfaatnya juga besar, Moms. Balap karung melatih kekuatan kaki dan keseimbangan anak. Selain itu, anak juga dapat belajar menguasai kecepatan dan ketangkasan gerak tubuhnya agar tidak jatuh maupun didahului orang lain.
Setelah lomba, sampaikan pada anak bahwa balap karung itu seperti kehidupan kita. Kadang-kadang sulit, kadang-kadang jatuh dan sakit, tapi kita tidak boleh berhenti mencoba dan harus terus melompat dan berusaha.
ADVERTISEMENT
Lomba balap bakiak. Foto: Flickr/Dhyan Sulistyono
Lomba yang biasanya dilakukan dalam kelompok ini bagus sekali untuk mengembangkan kecerdasan sosial anak. Balap bakiak akan mengajarkan anak untuk bekerja sama dengan temannya, menjaga kekompakan, mengasah keterampilan komunikasi, memperhatikan teman mengikuti aba-aba pemimpin, atau bahkan belajar menjadi pemimpin.
Usai permainan, anak pasti menjadi lebih akrab dengan teman-teman satu kelompoknya. Anak juga bisa belajar bahwa kita harus selalu saling membantu dan mendukung. Bila satu teman jatuh, yang lain ikut jatuh. Tidak ada yang senang atau sakit sendiri. Di lain sisi kalau kita mau saling dukung, semua bisa ikut maju!
Lomba ini sekilas terlihat untuk lucu-lucuan saja. Namun jangan salah, tidak mudah untuk bisa memasukkan paku yang diikatkan ke pinggan ke dalam botol. Selain melatih keseimbangan, anak dapat berlatih mengasah daya konsentrasinya melalui lomba ini.
ADVERTISEMENT
lomba balap kelereng dan sendok gundu Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Balap kelereng atau sendok gundu juga cocok untuk diikuti balita, meski juga tetap menyenangkan dan seru untuk anak yang lebih besar bahkan orang dewasa. Selain koordinasi mata, mulut dan gerak tubuh, lomba ini melatih keseimbangan tubuh anak sekaligus belajar berhati-hati dan sabar.
Nah Moms, sebagai orang tua, pastikan anak hanya mengikuti lomba yang sekiranya aman dan ramah anak saja. Sebaiknya anak tidak mengikuti 5 perlombaan ini, karena dinilai berisiko untuk keselamatan anak.
Berilah pengertian dengan baik kepada anak agar tidak mengikuti jenis lomba ini, Moms. Katakan padanya bahwa perlombaan ini sangat membahayakan dirinya. Selain berisiko anak akan menelan koin, dikhawatirkan pula oli yang digunakan dalam permainan tersebut merupakan oli bekas, yang berisiko mengandung logam berat dari bensin atau mesin bermotor.
ADVERTISEMENT
Apabila logam berat tersebut masuk ke dalam tubuh anak dan terakumulasi, maka dapat mengganggu kesehatan anak seperti kerusakan ginjal, syaraf, dan penyakit kanker. Selain itu, zat-zat yang terkandung di dalam oli bekas tersebut juga bisa membuat trauma terhadap mata anak.
Ilustrasi anak ikut panjat pinang Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Perlombaan ini identik dengan memanjat sebuah pohon pinang yang dilumuri oli, demi memperoleh berbagai macam hadiah yang digantung. Ini juga menjadi salah satu lomba yang sangat tidak direkomendasikan untuk anak-anak, Moms. Alasannya karena permainan ini berisiko membuat anak yang belum memiliki keseimbangan yang mantap, terjatuh dari ketinggiaan pohon pinang tersebut. Akibatnya ia berisiko terkena patah leher, patah kaki, patah tangan hingga tertimpa pohon pinang.
ADVERTISEMENT
Hindari perlombaan ini meski anak merengek menangis ingin mengikutinya, Moms. Memang pukulan bantal guling akibat diserang lawan tidak menyakitkan tubuh anak. Namun apabila ia terjatuh ke ke kolam, saluran pernapasannya berisiko kemasukan air sehingga membuatnya sulit bernapas. Anda pun tidak mengetahui pasti, apakah kolam tersebut bersih atau tidak, kan?
Lomba Tarik Tambang di Pesta Rakyat Istimewa Foto: Kelik Wahyu Nugroho/kumparan
Tali tambang yang digunakan dalam perlombaan ini bisa membuat tangan anak iritasi, terluka, ataupun tersengat rasa panas karena terlalu kuat menarik tali tambang tersebut Moms. Selain itu, anak juga berisiko tertimpa oleh teman-temannya sehingga sulit bernapas akibat terjatuh karena menarik tali terlalu kencang.
Permainan mengambil koin menggunakan dari dalam tumpukan terigu juga sebaiknya dihindari, Moms. Alasannya yang pertama, koin yang digunakan dalam permainan tersebut tidak higienis dan berisiko tertelan di mulut anak. Kedua, terigu yang digunakan juga bisa tertelan ataupun tersedak akibat terhirup karena masuk ke jalur pernapasan anak sehingga membuatnya kesulitan bernapas. Selain itu, terigu yang masuk ke mata anak juga berisiko membuat matanya iritasi bahkan hingga buta pada kasus yang parah.
ADVERTISEMENT