Upaya Membangkitkan Lagu Anak

27 Maret 2018 16:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bangkitkan Lagu Anak Indonesia (Foto: Nurul Nur Azizah/Kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bangkitkan Lagu Anak Indonesia (Foto: Nurul Nur Azizah/Kumparan)
ADVERTISEMENT
Oo..ee..aa..ee..ooo Papua nenahayek (Papua bergembira) Oo..ee..aa..ee..ooo henda ouk on imbisin (tinggalkan hati yang susah)
ADVERTISEMENT
Riuh nyanyian anak-anak terdengar mengalun memenuhi Auditorium Perpustakaan Nasional, pada Sabtu sore (24/3). Tepuk tangan meriah bersambut, kala sembilan anak berbaju putih dengan hiasan kepala khas Papua mendendangkan lagu Papua Nenahayek. Sebuah lagu yang berarti, Papua Bergembira.
Terinspirasi dari musik Papua, lagu itu ingin mengajak anak-anak bergembira bersama lewat berkumpul dan bermain. Tak hanya itu, ada 11 lagu lain yang ditampilkan anak-anak usia sekolah yang tergabung dalam kelompok Gemala Bernyanyi, berkolaborasi dengan 130 anak dari beragam komunitas.
Bangkitkan Lagu Anak (Foto: Nurul Nur Azizah/Kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bangkitkan Lagu Anak (Foto: Nurul Nur Azizah/Kumparan)
Beberapa di antaranya yakni, lagu Anak Indonesia yang bercerita Indonesia yang kaya suku, budaya, berbagai adat kebiasaan hingga agama. Selanjutnya penampilan dari Kolaboritmik, kelompok musik yang memanfaatkan dan menampilkan suara musik dari barang bekas, serta lagu Sonang Ni Mar Margala (Senangnya Bermain Margala) yang bercerita tentang keseruan bermain margala, permainan khas Sumatera Utara.
Bangkitkan Lagu Anak (Foto: Nurul Nur Azizah/Kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bangkitkan Lagu Anak (Foto: Nurul Nur Azizah/Kumparan)
Acara ini, bertajuk "Untukmu Kawan" merupakan salah satu rangkaian Kampanye Bangkitkan Lagu Anak Indonesia, yang digagas Sekolah Gemala Ananda. Selain acara ini, adapula pembagian 1000 CD album lagu anak gratis ke seluruh Indonesia, kompetisi menari dengan lagu anak, lokakarya hingga penyebaran video dan audio streaming pertunjukan serta lagu anak di media sosial Gemala Bernyanyi.
ADVERTISEMENT
"Lagu punya peranan penting dalam proses tumbuh kembang anak. Bukan hanya menghaluskan rasa, lagu juga bisa menjadi alat menanamkan nilai-nilai luhur dengan cara ringan dan menyenangkan," kata Jasmin Jasin, salah satu inisiator kampanye sekaligus Kepala Sekolah SD Gemala Ananda.
Cinta Indonesia
Gerak dan Suara Anak Indonesia (Foto: Nurul Nur Azizah/Kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gerak dan Suara Anak Indonesia (Foto: Nurul Nur Azizah/Kumparan)
Melalui lagu, anak-anak juga bisa mengenal seni dan budaya nusantara. Bukan sekadar irama dan bunyi, lagu menyampaikan nilai dan pesan pada diri anak. Belajar mencintai Indonesia dengan segala keragaman, salah satunya.
Itulah kesan kuat yang pertama terlintas ketika ratusan anak-anak memenuhi pelataran Amphitheater Riverside, Rasuna Epicentrum pada Sabtu (24/3). Anak-anak semarak dengan aneka kostum daerah yang menunjukkan budaya dan suku Indonesia yang kaya. Ada yang khas suku Betawi, Jawa, Batak, Gayo di Aceh, Bali dan lainnya.
Gerak dan Suara Anak Indonesia (Foto: Nurul Nur Azizah/Kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gerak dan Suara Anak Indonesia (Foto: Nurul Nur Azizah/Kumparan)
Mereka bernyanyi, menari, dan bergembira bersama. Bergiliran menunjukkan kebolehan, hingga berbaur mengajak satu sama lain dalam penampilan lagu-lagu nusantara yang dikemas dalam Melodi Kebangsaan "Gerak dan Suara Anak Indonesia".
ADVERTISEMENT
Antusiasme itu ditunjukkan, salah satunya oleh tim peserta anak-anak dari Indopro Tari Studio yang diinisiasi Sabrina Salawati. Berjumlah tujuh orang, anak-anak menampilkan tari Tor-tor dari Sumatera utara.
"Saya sangat senang dapat bergabung, karena dapat memperkenalkan anak-anak untuk mencintai kebudayaan indonesia," ucap Sabrina.
Finalis Abang None Jaksel 2017 (Foto: Nurul Nur Azizah/Kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Finalis Abang None Jaksel 2017 (Foto: Nurul Nur Azizah/Kumparan)
Acara itu dihadiri pula oleh Finalis Abang None Jakarta Selatan 2017. Yakni, Abang Jay dan None Olivia. "Harapannya, agar tumbuh generasi muda yang tidak lupa dengan sejarah dan budaya daerah sendiri, utamanya Betawi. Mampu memperkuat seni budaya Indonesia sejak dini," kata Olivia.
Inisiator Melodi Kebangsaan (Foto: Nurul Nur Azizah/Kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Inisiator Melodi Kebangsaan (Foto: Nurul Nur Azizah/Kumparan)
Arie Hastuari, ialah salah satu "otak" di balik upaya membangkitkan kecintaan seni budaya Indonesia melalui lagu pada anak-anak itu. Bersama dua sahabatnya, Diah dan Erni, Arie pertama menggagas Melodi Kebangsaan, sebuah komunitas yang mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mencintai seni budaya Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Awal terbentuknya, karena banyak yang kurang damai, banyaknya orang-orang yang menebarkan kebencian. Banyak hal yang semestinya kita ingat kembali untuk merajut nilai-nilai kebangsaan itu dengan cara menyenangkan," terang Arie.
Gerak dan Suara Anak Indonesia (Foto: Nurul Nur Azizah/Kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gerak dan Suara Anak Indonesia (Foto: Nurul Nur Azizah/Kumparan)
Hingga sekarang, setidaknya Melodi Kebangsaan telah menyelenggarakan 10 acara serupa yang dikemas secara tematik pada berbagai kalangan. Tak terkecuali anak-anak dengan gerak dan lagu.
Maka, pada kesempatan itu, Arie berharap jika lagu bisa jadi perantara anak-anak mencintai nilai seni budaya Indonesia.
Pilah-pilih dan interaksi
'Gerak dan Suara Anak Indonesia' (Foto: Nurul Nur Azizah/Kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
'Gerak dan Suara Anak Indonesia' (Foto: Nurul Nur Azizah/Kumparan)
Karina Adistiana, yang akrab disapa Anyi, psikolog sekaligus inisiator Gerakan Peduli Musik Anak mengapresiasi upaya-upaya membangkitkan lagu anak di Indonesia. Tentunya, yang sesuai usia pertumbuhan anak.
"Bicara soal lagu sesuai usia perkembangan anak, maka perlu jeli memerhatikan lirik, konten, isi lagu, serta bagaimana bisa dipahami oleh anak-anak. Jangan sampai kompleksitas musik mengalahkan konten atau emosi yang ingin disampaikan," ucap Anyi ketika dihubungi kumparanMOM (kumparan.com) pada Senin (26/3).
ADVERTISEMENT
Menurut Anyi, peran orang tua adalah penting dalam menyaring lagu-lagu yang ramah untuk anak. Bukan saja orang tua, namun juga guru serta semua orang di sekitar lingkungan anak.
Anyi menyebutkan, sebagaimana termaktub dalam UU Perlindungan Anak, maka bagi siapapun di atas usia 18 tahun berkewajiban melindungi anak-anak. Tak terkecuali, dari hal-hal negatif yang mengancam lagu anak-anak.
"Pilah-pilih musik dan bermusiklah bersama anak," kata Anyi menegaskan pesan kepada para orang tua.
Tak salah lagi, orang tua perlu memilah lagu anak yang sesuai dengan nilai-nilai yang sesuai dengan keluarga. Memilih lagu yang sesuai perkembangan usia anak juga tidak bisa dikesampingkan.
Hal yang tak bisa dianggap remeh, kata Anyi, orang tua harus terlibat aktif. "Lagu anak membantu interaksi hubungan anak dengan orang tua di usia awalnya, itu bisa jadi modal kuat anak tumbuh dengan baik di masa mendatang," tambahnya.
Gerak dan Suara Anak Indonesia (Foto: Nurul Nur Azizah/Kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gerak dan Suara Anak Indonesia (Foto: Nurul Nur Azizah/Kumparan)
Mengajari anak-anak mencintai Indonesia lewat lagu? Kenapa tidak!
ADVERTISEMENT
"Musik dan lagu memang bisa meneruskan budaya. Bukan hanya sekadar bunyi atau alat-alat musik yang khas dari tiap daerah. Namun, nilai-nilai luhur di dalamnya," ujar Anyi.
Misalnya saja, lagu Aceh yang banyak mengobarkan semangat anak membela agama dan negara, lagu Minang tentang kebijakan mengambil keputusan, hingga lagu Jawa Tengah yang sarat nilai kepemimpinan.
"Tiap lagu daerah memiliki kekhasannya masing-masing yang mengajarkan keberagaman pesan dan nilai, dan itu seru bagi anak-anak," Anyi menutup perbincangan.
Jadi, yuk dukung gerakan positif ini, dan tidak lupa berikan lagu anak yang pas dan dampingi si kecil!