Usia yang Tepat bagi Anak Belajar Membaca

Ilustrasi anak belajar dan membaca. (Foto: Thinkstock)

Menyaksikan anak sudah mampu membaca pasti membuat ibu bangga. Jika dulu ibu yang selalu membacakan dongeng untuknya, kini ia bisa membacanya sendiri atau bahkan membacakannya untuk Anda. Tak heran, banyak ibu yang ingin buah hatinya segera bisa membaca mandiri.

Berbagai cara dilakukan para ibu untuk membantunya anaknya bisa membaca. Mulai dari mengajarkannya sendiri atau mendaftarkannya ke PAUD saat anak berusia 2-3 tahun. Namun ibu yang lain justru memilih untuk tidak terburu-buru mengajarkan anak membaca karena tidak mau mencuri kebahagiaan masa kecil si anak. Jadi, berapa usia yang tepat untuk mengajarkan anak membaca?

Menurut Bev Brenna, profesor pendidikan literasi dari University of Saskatchewan, Kanada, tidak ada usia spesifik di mana anak diharuskan mulai belajar membaca. “Otak kita tidak secara alami terprogram untuk membaca, lain halnya dengan mendengar dan berbicara,” papar Bev seperti dilansir Todays Parent.

Kontras dengan pendapat Bev, Carol Leroy, direktur Reading and Language Center dari University of Alberta, Kanada, usia ideal untuk belajar membaca adalah saat anak berusia sekitar 6 tahun. Literasi merupakan proses yang gradual, dimulai dari saat bayi bermain dengan buku dan saat dibacakan dongeng oleh orangtuanya. Sedikit demi sedikit, hal itu membantunya bisa membaca secara mandiri.

Ilustrasi anak membaca. (Foto: Thinkstock)

Lebih lanjut Leroy percaya, jika anak terlambat belajar membaca di sekolah dibandingkan dengan teman-teman seusianya, hal itu bisa mengurangi rasa percaya dirinya. Selain itu, jika tidak cepat ditangani, si kecil bisa ketinggalan banyak materi di sekolah. Karena merasa tak nyaman, ia bisa jadi tidak menyukai sekolah, Moms.

Di Indonesia, kebanyakan PAUD menyarankan usia paling dini untuk anak mulai belajar membaca adalah tiga tahun. Dimulai dari mengenalkan alfabet atau membacakan kata sederhana lewat lagu.

Bagaimana pun ,Moms, pertimbangkan pula inisiatif anak. Jangan pernah memaksanya untuk belajar membaca. Tekanan itu bisa memunculkan rasa benci pada membaca. Lain halnya dengan anak yang penasaran dengan huruf atau buku-buku, karena Anda sering membacakan dongeng untuknya. Belajar membaca akan terasa menyenangkan baginya.