Yang Harus Ibu Lakukan Jika Anak Punya Teman Khayalan

19 Agustus 2018 10:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi teman khayalan (Foto: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi teman khayalan (Foto: Pexels)
ADVERTISEMENT
Teman khayalan sering kali diciptakan oleh anak-anak saat ia sudah lancar berbicara. Tak hanya memberinya nama, anak-anak kerap tertawa, bermain, bahkan menyuapi teman khayalannya saat makan. Tak ayal, imajinasi ini membuat orang tua khawatir. Lantas, apa yang harus ibu lakukan?
ADVERTISEMENT
Sebelumnya ibu perlu memahami dulu alasan anak-anak menciptakan teman khayalan. Kondisi itu sangat umum terjadi, bahkan sekitar 65 persen anak pernah memiliki imajinasi serupa menurut penelitian yang dilakukan University of Washington dan University of Oregon pada 2004. Riset itu juga menyimpulkan bahwa teman khayalan cenderung diciptakan anak tunggal atau anak pertama.
Membayangkan teman bermain sangat normal pada anak-anak, bahkan sebenarnya baik bagi perkembangan kognitifnya. Dilansir Today’s Parent, mereka melakukannya karena bosan atau menenangkan diri setelah transisi besar seperti pindah rumah atau punya saudara baru. Namun kondisi ini bukan pertanda bahwa anak memiliki masalah mental.
Ilustrasi teman khayalan (Foto: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi teman khayalan (Foto: Pexels)
Penelitian lain menyatakan bahwa anak yang punya teman khayalan cenderung tidak pemalu, mudah bersosialisasi dan kreatif, dibandingkan yang tidak punya. Teman khayalan bagi anak berperan dalam menyembuhkan pengalaman traumatis, mengeksplorasi ide, dan menenangkan ketakutannya.
ADVERTISEMENT
Jadi Moms, tak perlu khawatir jika anak sibuk berbicara dengan teman imajinasinya. Kebanyakan anak bisa membedakannya dengan dunia nyata, meski ia bisa menggambarkan khayalannya dengan detail.
Kebanyakan teman khayalan akan anak lupakan seiring aktivitas yang bertambah padat. Seperti anak yang mulai masuk sekolah, ia akan bertemu dengan banyak teman sebaya.
Jadi apa yang harus dilakukan orang tua?
Ilustrasi teman sebaya anak (Foto: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi teman sebaya anak (Foto: Pexels)
Sebaiknya Anda tenang, Moms. Anda bahkan boleh saja bertanya pada anak tentang teman khayalannya untuk mengetahui ketertarikan, ketakutan, atau harapannya yang terdalam. Tapi jika si kecil selalu menyalahkan si teman saat membuat masalah, Anda perlu tegas dan menyatakan ia tetap harus bertanggung jawab. Seperti saat memberantakkan mainan atau merobek-robek buku.
Jika anak masih sering berbicara dengan teman khayalan saat menginjak kelas satu atau dua sekolah dasar, Anda sebaiknya mulai lebih sering memperhatikannya. Apakah kebiasaannya ini mengganggunya dalam bersosialisasi? Jika tidak, biarkan ia mengeksplorasi imajinasi. Jika iya, Anda bisa membantu si kecil mencari lebih banyak teman yang membuatnya nyaman untuk belajar bersosialisasi.
ADVERTISEMENT