Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Anies Minta Pengurus Masjid Bikin Program Kreatif Tarik Jemaah Datang
10 Februari 2018 15:23 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghadiri pelantikan pengurus Dewan Masjid Jakarta Utara dan Ikatan Majlis Taklim Ibu-Ibu se Jakarta Utara di Gedung Balai Yos Sudarso, Kantor Wali Kota Jakarta Utara.
ADVERTISEMENT
Kegiatan pelantikan sendiri sudah dimulai sebelumnya oleh ketua Dewan Masjid Jakarta Utara M. Yusuf, sebelum Anies datang. Anies datang di lokasi sekitar pukul 13.30 WIB, Sabtu (10/2). Ia hadir dengan mengenakan setelan celana cokelat dan baju putih lengan panjang dilengkapi peci hitam.
Sesaat setelah tiba, Anies menjabat tangan para pengurus yang baru saja dilantik sebagai tanda ucapan selamat. Kemudian Anies didaulat memberikan sambutan. Dalam sambutannya Anies mengingatkan bahwa masjid adalah mitra strategis bagi pemerintah dalam memakmurkan masyarakat.
“Masjid insyaallah bisa juga jadi tempat pendidikan, kajian, musyawarah, tempat menyelesaikan masalah, tempat menyelesaikan tantangan, dan cobaan,” kata Anies.
Anies menjelaskan bahwa selama ini masjid dianggap kurang ramai disebabkan karena kegiatan yang dilakukan pengurus masjid hanya untuk masyarakat yang selama ini aktif di masjid. Tetapi belum menyentuh orang-orang yang selama tidak ke masjid.
ADVERTISEMENT
“Ini perlu kreativitas, terobosan, kemauan bahwa untuk mengajak semua datang, bukan melihat pikiran kita tapi melihat pada kenyataan di lapangan,” ujar Anies.
Lebih lanjut Anies menginginkan setiap kegiatan juga harus mewadahi anak-anak sehingga mereka ke masjid dengan senang hati. Apalagi mengingat anak-anak adalah calon penerus di masa depan khususnya dalam mengelola masjid.
Selain itu, Anies juga berpesan kepada pengurus yang baru saja dilantik untuk mendata setiap kegiatan yang ada di masjid, termasuk saat salat berjamaah berapa warga yang datang ke masjid.
“Lalu kalau bicara meningkatkan masjid kita ada datanya. Kita seringkali melakukan perubahan tanpa melihat dan menggunakan data,” ungkapnya.