Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Apa Hubungan Harun Yahya dengan Freemasonry?
12 Juli 2018 14:00 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Nama Harun Yahya tengah menjadi sorotan setelah ditangkap polisi Turki pada Rabu (11/7) kemarin. Penulis sekaligus pemimpin sekte keagamaan bernama asli Adnan Oktar itu juga dikenal terjerat banyak skandal, termasuk soal keterlibatannya dengan Freemasonry.
ADVERTISEMENT
Sejak duduk di bangku kuliah, Yahya dikenal aktif menyampaikan pendapatnya lewat berbagai forum hingga merilis buku yang ia bagikan secara cuma-cuma. Salah satu dari bukunya itu membahas soal 'Yahudi dan Freemasonry'.
Ketertarikan Yahya terhadap Freemasonry bermula saat ia membaca bahwa di Alquran, Allah menyebut Yahudi sebagai salah satu musuh terbesar bagi orang beriman. Risetnya lantas bermuara kepada aktivitas Zionisme di Turki yang disebabkan oleh Freemasonry.
Yahya menemukan sejumlah bukti tersembunyi yang menunjukkan pengaruh Freemasonry di kantor pemerintahan, universitas, partai politik, hingga media Turki.
Setelah melakukan riset mendalam, Yahya akhirnya mendapatkan akses ke publikasi orisinil tentang Freemasonry yang tidak diperuntukkan bagi umum. Ia pun merilis buku bertajuk 'Yahudilik ve Masonluk ' atau 'Yahudi dan Freemasonry' pada 1986.
ADVERTISEMENT
Dalam buku itu, Yahya membahas lengkap tentang Freemasonry, mulai dari simbol, ritual, daftar anggota di pemerintahan, sampai kekuatan ekonomi dan politik Freemasonry. Yahya juga membahas soal gelapnya dunia Freemasonry sebagai kelompok rahasia yang erat kaitannya dengan Zionisme.
Rilisnya buku tersebut menjadi pencapaian besar bagi Yahya pada saat itu. Bukunya membuka akses bagi khalayak luas untuk mengintip seluk beluk Freemasonry yang disebut telah mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat Turki.
Harun Yahya Dipenjara
Di sisi lain, para Freemason --anggota Freemasonry -- tak terima informasi kelompoknya dibeberkan kepada publik luas oleh Yahya. Mereka lantas berusaha menghentikan kegiatan Yahya dengan berbagai cara.
Salah satunya yakni menawarkan uang dalam jumlah besar kepada sejumlah 'mediator' untuk menghentikan publikasi buku 'Yahudi dan Freemasonry'. Namun, Yahya menolak tawaran itu.
ADVERTISEMENT
Tak berhenti di situ, upaya lain dilayangkan. Yahya dipenjara atas kejahatan yang tidak pernah diketahuinya. Ia dipenjara setelah mengatakan "Saya dari bangsa Ibrahim dan etnis Turki" dalam sebuah wawancara dengan koran lokal. Di saat yang sama berbagai informasi bohong juga tersebar di media.
Namun, setelah bebas dari penjara, Yahya tak langsung bebas. Ia justru dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa Bakirkoy dan ditempatkan di sektor 14A, tempat khusus bagi pasien-pasien yang dianggap sangat berbahaya dan kebal terhadap siksaan.
Tingginya ancaman pembunuhan di antara pasien sakit jiwa membuat Yahya terancam dibunuh selama berada di sana. Ia juga sempat dirantai dan diperlakukan kejam oleh petugas rumah sakit.
Sembilan belas bulan berlalu, Yahya akhirnya bebas. Selama ia ditahan, jumlah pengikutnya justru bertambah pesat.
ADVERTISEMENT
Ubah sikap
Berselang belasan tahun sejak peristiwa tersebut, atau sekitar tahun 2013, pandangan Yahya terhadap Freemasonry nampaknya berangsur berubah. Yahya kini menganggap Freemasonry sebagai komunitas yang menjunjung tinggi persatuan.
"Menjadi seorang Freemason bukan berarti dia tidak punya keyakinan. Saya punya banyak teman Freemason, dan mereka sangat taat. Mereka harusnya melihat Freemasonry sebagai sebuah persatuan," katanya dikutip dari laman harunyahya.com , Kamis (12/7).
Yahya bahkan menyebut Freemasonry berada di bawah perintah Islam dan menyangkal kaitannya dengan Zionisme.
"Freemasonry adalah organisasi di bawah sistem Imam Mahdi. Bukan Zionisme. Tuhan meletakkan Illuminati di bawah perintah Muslim dalam hal kejayaan universal," lanjut dia.
Tak hanya itu, Yahya juga mengklaim dirinya terpilih sebagai Grand Master ke-33 Freemasonry dan akan memanfaatkan kesempatan itu untuk menyebarkan dakwah Islam ke loji-loji Freemason.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan dirinya adalah Grand Master pertama yang ditunjuk tanpa pernah menginjakkan kaki di loji Freemasonry.
"Sekarang saya bisa masuk ke loji termegah di dunia dan memberi ceramah soal Alquran dan Islam. Orang-orang akan mendengarkanmu bila kamu seorang Grand Master, menduduki posisi tertinggi di Freemasonry. Semoga ada hikmah di balik ini semua, Insyaallah," ucap Yahya.
Perubahan sikap ini membuat Ali Erbas, kepala Diyanet, MUI-nya Turki, mengatakan bahwa Harun Yahya adalah seorang yang labil dan terganggu jiwanya.
"Sekarang dia mengatakan seorang freemason. Tapi dia pernah dihukum sebelumnya atas pernyataan soal freemason. Dia juga pernah dipenjara karena menghina Ataturk pada 1980-an dan 1990-an. Tapi sekarang dia mengaku sebagai Kemalis sejati. Dia adalah orang yang rusak," kata Erbas, dikutip dari Hurriyet, Januari lalu.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Yahya dan 235 pengikutnya ditangkap polisi di rumah mewahnya di Çengelköy, sisi Asia kota Istanbul. Diberitakan media Turki, Anadolu, Yahya masuk daftar buruan Departemen Kejahatan Finansial Turki.
Selain itu, Yahya dan pengikutnya disebut telah melakukan berbagai kejahatan, di antaranya adalah pelecehan seksual anak, hubungan seksual dengan anak di bawah umur, penculikan, penggelapan pajak, dan pelanggaran undang-undang terorisme Turki.