AS Akan Kembalikan Lonceng Gereja Rampasan Perang dari Filipina

13 Agustus 2018 9:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gereja Katolik Kota Balangiga di Filipina (11/8). (Foto: REUTERS/Nathan Layne)
zoom-in-whitePerbesar
Gereja Katolik Kota Balangiga di Filipina (11/8). (Foto: REUTERS/Nathan Layne)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Amerika Serikat akan mengembalikan tiga lonceng gereja hasil rampasan perang lebih dari 100 tahun lalu kepada Filipina. Langkah AS ini dilakukan berkat desakan dari Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
ADVERTISEMENT
Diberitakan AFP, pengembalian lonceng gereja kota Balangiga ini diumumkan Kedutaan Besar AS di Filipina pada Minggu (12/8). Kementerian Pertahanan AS telah melaporkan rencana ini ke Kongres untuk meminta persetujuan.
"Kami mendapatkan jaminan lonceng-lonceng itu akan dikembalikan ke Gereja Katolik dan diperlakukan dengan penuh hormat," kata Molly Koscina, juru bicara Kedutaan Besar AS di Manila.
Tiga lonceng gereja itu dirampas tentara Amerika Serikat di kota Balangiga bagian timur kota Samar pada 1901. Kini, dua lonceng gereja itu dipasang di monumen peringatan tentara korban perang di negara bagian Wyoming, sementara lonceng ketiga disimpan tentara AS di Korea Selatan.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte. (Foto: AFP/Stringer)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Filipina Rodrigo Duterte. (Foto: AFP/Stringer)
Beberapa politisi AS dan keluarga korban perang di Filipina menentang pengembalian lonceng yang dianggap sebagai penanda perang tersebut.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Filipina menyambut baik rencana pengembalian tiga lonceng gereja tersebut. Presiden Filipina sebelumnya, Fidel Ramos, telah meminta AS mengembalikan lonceng itu dalam kunjungannya ke Washington pada 1998, namun gagal.
Duterte menyampaikan seruan yang sama pada Pidato Kenegaraannya tahun lalu. "Kembalikan lonceng-lonceng Balangiga. Itu bukan punya kalian. Itu punya kami. Punya Filipina. Lonceng-lonceng itu bagian dari warisan nasional kami," kata Duterte.
Amerika merebut Filipina dari Spanyol usai perang Spanyol-Amerika pada 1989. Filipina mendeklarasikan kemerdekaannya dari AS pada 1946.
Peperangan di Samar disebut peristiwa paling brutal dalam kolonialisme AS di Filipina.
Peristiwa yang dikenal sebagai Pembantaian Balangiga itu terjadi pada 28 September 1901, dipicu pembunuhan 34 tentara AS oleh warga Filipina. Sehari setelahnya, kota itu diratakan dengan tanah.
ADVERTISEMENT