Badan Geologi Catat Gemuruh Gunung Anak Krakatau Capai 14 Kali/Menit

27 Desember 2018 14:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gambar dari udara kondisi Anak Gunung Krakatau. (Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar dari udara kondisi Anak Gunung Krakatau. (Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan)
ADVERTISEMENT
Badan Geologi Kementerian ESDM meningkatkan status Gunung Anak Krakatau dari 'waspada' menjadi 'siaga'. Selain itu, Badan Geologi juga mencatat adanya peningkatan aktivitas gelagar (bunyi gemuruh) Anak Krakatau yang mencapai 14 kali per menit.
ADVERTISEMENT
"Kalau sekarang ada gelagar itu sekarang kira-kira 14 kali per menit," kata Sekretaris Bidang Geologi Kementerian ESDM Antonius Ratdomopurbo saat konferensi pers di Kantor ESDM, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (27/12)
"Jadi dalam 14 kali per menit itu berarti kan tiap lima detik gelegarnya," lanjutnya.
Purbo menjelaskan, Gunung Anak Krakatau meletus secara terus menerus dan magmanya berlimpah keluar hingga menyentuh air. Fenomena yang kemudian terjadi adalah surtseyan eruption (magma atau lava di laut dangkal atau danau meletus lalu bertemu dengan air).
Konpers perkembangan Gunung Krakatau oleh Antonius Ratdomopurbo, Sekretaris bidang Geologi KESDM. (Foto: Rafyq Alkandy Ahmad Panjaitan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konpers perkembangan Gunung Krakatau oleh Antonius Ratdomopurbo, Sekretaris bidang Geologi KESDM. (Foto: Rafyq Alkandy Ahmad Panjaitan/kumparan)
Selain itu, Purbo menyebut gelagar yang berupa letusan itu juga terdengar dari Pantai Anyer hingga Lampung.
"Itu proses letusannya sendiri, kemudian magmanya keluar mengalir. Itu terus menerus. Dengan aliran utama ke arah tenggara," tutupnya.
ADVERTISEMENT
Meningkatnya aktivitas Gunung Anak Krakatau membuat BMKG mengimbau warga mewaspadai adanya potensi tsunami hingga 1 km dari kawasan pantai Selat Sunda. Ketinggian abu vulkanik Gunung Anak Krakatau dapat mencapai 2.500-3.000 meter di atas permukaan laut.