Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Bomber di Surabaya dan Sidoarjo Paksa Anaknya Nonton Film Jihad
15 Mei 2018 11:06 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Bomber tiga gereja di Surabaya, Rusunawa Wonocolo Sidoarjo dan Mapolrestabes Surabaya, mendoktrin anak-anaknya soal pemahaman radikal dengan memaksa mereka menonton film berbau jihad. Mereka juga mengajarkan anak-anaknya merakit bom.
ADVERTISEMENT
Anak-anak mereka tak ada yang disekolahkan di sekolah umum. Saat ditanya warga, anak-anak itu menjawab mereka home schooling.
"Home schooling ini tidak tepat, hanya orang tuanya yang enggak bener, padahal enggak. Orang tuanya bisa mengungkung dengan doktrin supaya mau dikasih bom pinggang lilit," ungkap Kapolda Jatim Irjen Machfud Arifin di Mapolda Jatim, Selasa (15/5).
"Mereka ini di doktrin ditontonin film film jihad, video-video termasuk cara merakit bom," sambung dia.
Ia mengatakan, untuk anak bomber yang selamat, mereka akan diserahkan ke pihak yang tepat. Mereka akan dideradikalisasi.
"Kami akan menyerahkan kepada orang yang benar, orang yang waras. Kita dampingi polwan psikolog atau ahli deradikalisasi menormalkan anak-anak ini, ini otoritas di sana kalau saya yakin saya serahkan."
ADVERTISEMENT
Ada empat orang anak bomber yang masih hidup hingga saat ini. Putri putri bungsu bomber Mapolrestabes Surabaya, Tri Murtiono yaitu ais , dan tiga anak bomber Rusunawa Wonocolo, Anton Ferdiantono, yaitu A, F, dan G.