Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0

ADVERTISEMENT
Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo, Jawa Timur, yang menjadi lokasi ledakan bom milik Anton Ferdiantono, hingga Selasa (15/5) terpantau sepi. Masih banyak warga yang mengungsi, terlihat dari sejumlah rusun warga yang masih kosong.
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan (kumparan.com) di lokasi, unit rusun yang pernah dihuni Anton sekeluarga, tampak digaris polisi. Masih terlihat bercak darah yang tersisa di lantainya.

Menurut Upit (35), salah seorang tetangga Anton, darah tersebut belum boleh dibersihkan oleh polisi. "Masih dalam tahap pemeriksaan" kata Upit saat ditemui kumparan.
Upit menyebut sebelumnya polisi sempat meminta warga untuk mengosongkan area Blok B rusunawa. "Disuruh ngungsi, ada yang ke Blok A ada yang ke rumah saudaranya," kata dia.

Ketika ditanya mengenai kehidupan Anton sekeluarga, Upit mengaku tak begitu tahu. Namun dia mengatakan kalau Ainur Rofiq, putera kedua Anton yang masih hidup, tak pernah tinggal dengan orang tuanya.
"Anak keduanya tinggal sama kakek dan neneknya di rusun sebelah," kata Upit.
ADVERTISEMENT
Sebelum kejadian, Upit juga pernah melihat Anton bertemu dengan seorang pria tak dikenal. "Anton ini sebelum kejadian sempat terlihat wara-wiri dengan seorang pria yang membawa ransel," kata dia.
Upit masih tak menyangka Anton dan istrinya yang selama ini dikenalnya sebagai pedagang roti adalah pelaku teror. "Enggak nyangka, rotinya enak padahal. Anak-anak saya pada senang sama dagangannya," kata Upit.
Ledakan di Rusunawa Wonocolo terjadi pada Minggu (13/5) malam. Dalam peristiwa itu, Anton beserta istri dan putra tertuanya tewas akibat ledakan bom yang dia rakit sendiri.