Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Tangis haru terdengar menggema di sekitar toilet SD Negeri Karyabuana 3, Kecamatan Cigeulis, Pandeglang, Banten. Tak henti air mata mengalir di pipi Nining Suryani (44), guru honorer yang selama dua tahun terakhir tinggal di toilet tersebut.
ADVERTISEMENT
Momen haru itu terjadi kala Nining mendapat kunjungan dari Bupati Pandeglang Irna Narulita, Kamis (18/7). Nining tak bisa menahan haru saat dikunjungi orang nomor satu kota santri tersebut.
Saat tibanya di areal toilet, Nining langsung memeluk istri Ahmad Dimyati Natakusumah tersebut. Seketika tangisan haru dari Nining pun pecah hingga nyaris pingsan.
Nining sudah 15 tahun mengabdikan diri sebagai guru honorer. Ibu dua anak yang berpenghasilan Rp 350 ribu per bulan itu,sempat putus asa ingin berhenti menjadi tenaga pengajar karena tak kunjung diangkat jadi PNS.
Menanggapi kisah Nining, Irna berjanji akan memperjuangkan Nining untuk menjadi seorang aparatur sipil negara (ASN) melalui jalur Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Ia meminta agar Nining tidak putus asa.
ADVERTISEMENT
"Kalau honorer yang usianya sudah di atas 35 tahun, kami akan angkat menjadi PPPK. PPPK ini gajinya yang menanggung APBD kami, kami akan bagi semampunya, nasib honorer ini harus menjadi perhatian pemerintah pusat," ujar Irna saat mengunjungi Nining, Kamis (18/7).
Pemkab Pandeglang tahun ini rencananya merekrut sebanyak 180 PPPK untuk beberapa posisi, termasuk guru, dengan tahapan seleksi dari Kemenpan RB. Namun jumlah itu belum sebanding dengan jumlah guru honorer di Pandeglang yang mencapai 8.500 orang. Oleh karena itu, Irna akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat agar turut memberikan perhatian untuk pengangkatan CPNS.
"Mudah-mudahan ada hikmahnya, berangkat dari bu Nining, nasib honorer di Indonesia mendapat perhatian dari Pak Presiden. Jadi, Bu Nining jangan putus asa, jangan berkecil hati, tetap mengajar, tularkan semua ilmunya untuk mencetak generasi bangsa," kata Irna kepada Nining.
Pada kunjungannya, Irna sempat melihat kondisi toilet yang disulap Nining dan suami, Eby (46), menjadi tempat tinggal dan warung kecil. Menurutnya, selama ini pemerintah sudah memberikan bantuan dengan diizinkan tinggal dan berjualan untuk memenuhi kebutuhan Nining.
ADVERTISEMENT
"Bu Nining di sini kan listriknya, airnya dibantu oleh sekolah. Memang kami sangat membantu sekali bagaimana ekonomi lebih mampu dan mapan," ucap Irna.
Ia akan memberikan bantuan permodalan warung untuk Nining yang akan dititipkan ke Camat Cigeulis, Kosasih. Namun, Irna berpesan agar Nining dan Eby berhati-hati dalam mengelola bantuan yang akan diberikan.
"Bu Nining tidak boleh tinggal di sini, warungnya saja, masih bisa berjualan di sini (area toilet), nanti saya akan bantu permodalannya buat nambahin warung Bu Nining. Tapi hati-hati jangan sampai ada yang maling isi warungnya," kata Irna.