Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
Cawapres Belum Deal, Koalisi SBY - Prabowo Dinilai Belum Final
30 Juli 2018 16:18 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Usai pertemuan selama dua jam antara Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY ), sinyal positif datang dari rumah Kertanegara. Prabowo mengklaim Gerindra dan Demokrat sudah sepakat berkoalisi di Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
"Kita ingin memberi solusi atas kesulitan rakyat, kita sepakat melakukan kerja sama politik yang tentunya terwujud dalam koalisi. Kita ingin mengajak partai lain untuk memberi solusi pada rakyat," ujar Prabowo dalam konferensi pers di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (30/7).
Namun, ketika giliran SBY bicara soal kesepakatan, koalisi, ia masih menyampaikan bahasa bersayap. Tidak ada kata-kata sepakat koalisi, seperti yang disampaikan oleh Prabowo. SBY malah menyebut pintu koalisi makin terbuka lebar.
"Ini pertemuan kedua. Dulu di pertemuan pertama terbuka lebar untuk kemungkinan Gerindra dan Demokrat berkoalisi. Setelah sekian hari kami bekerja, hari ini saya katakan pintu makin lebar," ujar SBY.
Membaca pernyataan SBY, Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari, menilai belum ada kata sepakat koalisi di Pilpres 2019 antara Gerindra dan Demokrat. Menurut dia, sebelum ada keputusan soal cawapres Prabowo, maka belum ada kata sepakat soal koalisi.
"Ini belum 100 persen deal selama posisi cawapres belum diputuskan dan ini belum final. Segala kemungkinan bisa terjadi. Sampai sekarang belum deklarasi," ujar Qodari ketika dihubungi, Senin (30/7).
ADVERTISEMENT
"Bahasanya itu terbuka lebar, bahasa yang firm adalah kami sudah masuk ke koalisi. SBY masih di depan pintu, pintu makin terbuka lebar. Kalau firm, kami sudah masuk ke koalisi, siapa pun wapresnya kami terima, tapi ini kan tidak ada. Belum sampai ke sana kalimatnya," tutur Qodari.
Selain itu, Qodari juga menyoroti pernyataan SBY yang tidak secara firm menyebut Prabowo sebagai capres. Menurut dia, SBY menyebut Prabowo sebagai capres hanya dalam konteks pertemuan saat itu serta penjajakan di koalisi.
"Kalau sudah deal, harusnya diumumkan saja, hitam di atas putih bahwa ada dukungan Prabowo sebagai capres," tutur Qodari.
Dalam pernyataannya, SBY menyebut Prabowo capres kita dalam konteks pertemuannya dengan koalisi dari Gerindra. Menjawab pertanyaan apakah mandat bagi Prabowo bisa berubah, SBY menyebut selama ini, dalam penjajakan koalisi, tidak ada capres lain yang dibahas selain Prabowo.
ADVERTISEMENT
"Kalau ditanya apakah Prabowo capres atau tidak, kita datang dengan pengertian Prabowo adalah calon presiden kita," ujar Prabowo.
Qodari menjelaskan SBY masih berupaya agar AHY bisa menjadi cawapres Prabowo. Sehingga deal koalisi belum terjadi sampai ada kejelasan soal nasib AHY. Bahkan bukan tidak mungkin SBY menginisiasi koalisi lain dengan menggoyang PKS dan PAN agar AHY bisa maju pilpres.
"SBY dan Prabowo ibarat dua magnet yang tarik menarik, bisa ketemu tapi bisa juga bertolak belakang," jelas dia.