news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Cerita Ustaz Sambo Diminta Lepas Kaus #2019GantiPresiden di CFD

6 Mei 2018 20:32 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kaus putih milik petugas Satpol PP. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kaus putih milik petugas Satpol PP. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
ADVERTISEMENT
Satpol PP membagikan kaus putih polos di area Car Free Day (CFD) Jalan Sudirman-Thamrin. Para warga yang mengenakan kaus berbau politik seperti #2019GantiPresiden, diminta untuk menutup kaus itu dengan kaus putih polos tersebut.
ADVERTISEMENT
Mereka dinilai melanggar Peraturan Gubernur Nomor 12 Tahun 2016 tentang Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) yang ditandatangani mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Dalam Pasal 7 Ayat 2 disebutkan tidak boleh ada kegiatan politik di area car free day.
Banyak warga yang terciduk mengenakan kaus #2019GantiPresiden, mengingat memang ada deklarasi di dekat area CFD. Mereka kemudian diminta melapisi kaus yang mereka kenakan dengan kaus putih pemberian Satpol PP.
Di antara warga yang diminta melapisi kaus tersebut, salah satunya adalah Ustaz Sambo, yang merupakan salah satu tokoh Alumni 212. Kepada kumparan (kumparan.com), Sambo membeberkan kejadian yang dialaminya.
"Saya diminta dengan sedikit memaksa di Bundaran HI (untuk melepas kaus #2019GantiPresiden) ada 3 kali dengan beberapa orang yang bergantian agar saya mengganti kaos dengan kaus putih yang mereka siapkan," kata Sambo, Minggu (6/5).
Deklarasi Akbar #2019GantiPresiden. (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Deklarasi Akbar #2019GantiPresiden. (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan)
Kemudian di perjalanan dari Bundaran HI menuju kawasan Patung Kuda yang merupakan lokasi Deklarasi #2019GantiPresiden, dia mengaku dicegat 4 kali di setiap persimpangan oleh Satpol PP dan polisi. Dia kembali diminta mengganti kaus.
ADVERTISEMENT
"Saya mengatakan memakai baju tagar 2019 ganti Presiden adalah hak yang dijamin konstitusi, mereka selalu menunjukkan fotokopian pergub yang menurut saya tidak secara bisa digunakan melarang memakai kaus #2019GantiPresiden," ujarnya.
"Setiap diminta ganti baju saya selalu menolak dgn mengatakan bahwa saya juga mengerti hukum. Karena mereka tidak bisa mempertahankan argumen mereka jadi mereka tidak bisa terlalu memaksa saya ganti baju," imbuh Sambo.
Sambo menyebut, akhirnya dengan kecewa para Satpol PP dan polisi membiarkannya pergi tanpa mengganti kaus #2019GantiPresiden hingga Patung Kuda. Dia mengaku dicegat setidaknya delapan kali oleh Satpol PP dan polisi yang berbeda.
Relawan Deklarasi Akbar #2019GantiPresiden. (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Relawan Deklarasi Akbar #2019GantiPresiden. (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan)
"Itu yang saya alami mungkin karena saya berani mempertanyakan dan berani beragumen terhadap tindakan yang dilakukan aparat yang menurut saya bertentangan dengan UUD sehingga mereka tidak begitu memaksa dalam meminta saya untuk ganti baju," ujar Sambo.
ADVERTISEMENT
"Tapi bagi mereka yang takut atau mereka anggap dapat ditakut-takuti maka mereka akan melakukan tindakan paksa untuk mengganti baju dengan kaus putih," imbuhnya.
Sambo menyebut dari pukul 07.00-09.00 WIB, hanya dirinya yang mengenakan kaus #2019GantiPresiden. Sementara para peserta deklarasi lainnya sudah melapisinya dengan kaus putih.
Pegiat media sosial Mustafa Nahrawardaya yang ikut deklarasi #2019GantiPresiden, menyebut ada relawan #2019GantiPresiden lain dipaksa mengenakan kaus putih dan menerima. Namun ada yang menolak hingga akhirnya memilih pulang.
"Ada lagi yang anggota berpakaian preman enggak boleh pakai #2019GantiPresiden akhirnya pulang. Jadi banyak yang enggak bisa masuk. Kalau depan istana gempa enggak lewat CFD sehingga tak semua massa bisa kumpul. Dan sesuai target hari ini deklarasi sukses khususnya di Jakarta dan beberapa daerah," tuturnya.
ADVERTISEMENT