Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Cucuran Keringat Kaum Hawa di Balik Keindahan Masjid Kubah Emas
5 Desember 2017 18:43 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Siang itu terik matahari cukup menyengat, angin berhembus dari utara menggoyang pelan dahan pohon palem di pelataran Masjid Dian Al-Mahri atau yang biasa disebut Masjid Kubah Emas, Depok.
ADVERTISEMENT
Kubah emas kokoh itu terlihat mencolok dari kejauhan. Hijaunya rumput turut mewarnai tanah yang luas itu. Bunga-bunga indah tertata sangat bersih dan rapi.
Tepat sekali jika tempat ini dijadikan tempat wisata sekaligus tempat peristirahatan oleh sebagian orang. Terlihat beberapa orang berlalu-lalang berjalan menuju masjid.
Namun indahnya area Masjid Kubah Emas, sedikit banyak merupakan hasil kerja keras kaum hawa. Para wanita ini bekerja sebagai petugas kebersihan di lingkungan masjid yang berada di tepi jalan Raya Merunyung, Limo, Depok tersebut.
Salah satunya adalah Mar (46), ia merupakan petugas yang sehari-harinya membersihkan seluruh area taman yang ada di sekitar masjid. Hal ini dilakukannya sejak beberapa tahun silam.
“Iya tiap hari, ya ini sih lagi panas saja. Ah, ngadem dulu ah, entar sudah adem baru kita ke taman terlalu panas habis zuhur rasanya, ngadem dulu nih bersih bersih ini," ujarnya kepada kumparan (kumparan.com) sambil mengibaskan sapunya.
Keringat mulai bermunculan di keningnya. Menggunakan topi petani dibalut kaos ia menceritakan kisahnya sebagai petugas kebersihan dan perannya sebagai ibu rumah tangga.
“Iya, biasa kayak ibu rumah tangga, kalau pagi nyiapin anak berangkat dulu sekolah masak, kita bawa bekal. Anak saya 3 cucu 2 sudah berkeluarga 1,” jelas Mar.
ADVERTISEMENT
Baginya Mar, pekerjaannya sebagai petugas kebersihan sudah dianggapnya sebagai sebuah kebiasaan. Pada suatu hari ia sedang jalan-jalan bersama keluarga di sebuah taman yang kotor. Saking kotornya, Mar merasa gregetan dan ingin rasanya membersihkan taman tersebut.
“Jadi kita juga kalau ke mana-mana lihat taman kotor enggak betah, biasa taman kita di sini bersih gitu, kan kita biasa kalau pergi ke mana gitu kita juga kan suka jalan-jalan sama keluarga. Kayaknya sudah pengin disapuin aja, karena taman kita (di Masjid Kubah Emas) sudah biasa bersih kayak gini tamannya. Penginnya dirapihin gitu rasanya,” kata Mar.
Di usianya yang tak muda lagi, ia masih mencari nafkah untuk keluarganya. Hal ini dilakukan lantaran kebutuhan keluarganya sehari-hari harus terpenuhi.
ADVERTISEMENT
“Kayaknya masih ini, masih membutuhkan. Penghasilan sebulan saja kagak cukup. Buat ngaji, buat anak, anak kan masih sekolah, masih pengeluaran buat beli pulsa, ongkos, beli bensin” ucapnya sambil tertawa kecil.
Setiap harinya Mar bangun setiap pukul 04.00 WIB dan harus menyiapkan makanan untuk keluarganya. Selanjutnya ia menyiapkan peralatan dan sarapan untuk kedua anaknya yang masih bersekolah.
Ia bersama 79 ibu-ibu pekerja yang lain memang telah bekerja untuk memastikan kebersihan taman di Masjid Kubah Emas. Ia juga mendapat arahan khusus dari Hajah Dian, pemilik masjid ini.
“Ibu Hajah Dian orangnya bersih, dia suka bersih. Ini yang nanam ini dia mas, lebarnya dalamnya, naruh pupuknya, ini duduknya di sini, dia ngandelin, gini caranya," cerita Mar menirukan instruksi Hajah Dian.
ADVERTISEMENT
Di balik indahnya masjid, ada tangan-tangan tulus dari kaum hawa. Mereka bekerja pagi sampai sore. Setelah itu mereka juga masih harus mengurus rumah tangga. Meski demikian tak ada keluh kesah yang mereka terucap, mereka menghadapinya dengan ikhlas.
Harapannya tak muluk. Mereka menginginkan berkah umur dan diberi kesempatan untuk melihat anak-anaknya sukses.
“Biar sehat panjang umur bisa ngeliat anak-anak kita jadi," pungkasnya.